Pasokan Gas Minim, Pabrik Pupuk Terancam Tak Beroperasi

Pasokan Gas Minim, Pabrik Pupuk Terancam Tak Beroperasi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 05 Des 2019 14:17 WIB
Ilustrasi/Foto: Ardan Adhi Chandra


Aas mengungkapkan untuk Pupuk Iskandar Muda, terdapat dua pabrik dengan kebutuhan 110 MMSCFD. Namun pasokan gas baru mencapai 30 MMSCFD, itu berarti terdapat defisit 80 MMSCFD. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan gas, perseroan membeli di pasar spot meskipun harga lebih mahal.

"Dari dua pabrik, baru bisa jalan kurang lebih hanya sekitar setengah pabrik," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pupuk Iskandar Muda telah memiliki Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT Pertamina (Persero) namun dinilai belum efektif. Jika tak ada realisasi maka pabrik ini akan mengalami defisit tahun depan.

"Kalau tidak dijalankan (PJBG dengan Pertamina) maka mulai 2020 dua pabrik yang di Iskandar Muda ini tidak bisa jalan. Kami harap kontrak dengan Pertamina untuk bisa diefektifkan untuk menjalankan dua pabrik," jelas dia.

Selain itu Pupuk Kujang juga mengalami defisit 10 MMSCFD pada 2019. Tahun depan, Pupuk Kujang juga diramal masih mengalami defisit gas sebesar 10 MMSCFD. Saat ini, satu pabrik milik Pupuk Kujang telah berhenti operasional.

"Mulai 2023, satu pabrik akan terhenti. Bahkan di 2028-2029 semua pabrik akan terhenti kalau kalau tidak mendapatkan pasokan gas," ujarnya.


Simak Video "Video: Perjalanan Karier Yovie Widianto dari Musisi Jadi Komisaris Pupuk Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]

(kil/ara)

Hide Ads