Dalam pembentukan kluster industri manufaktur ini, Barata berperan sebagai koordinator. Demikian disampaikan Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno saat berkunjung ke Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2020).
"Ada SK Pak Menteri menugaskan enam perusahaan untuk membentuk kluster industri manufaktur," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harry menjelaskan, kluster industri ini akan memproduksi kapal, turbin, dan alat berat lainnya. Namun, produksi tetap dilakukan di masing-masing BUMN.
"Lho ini nggak, ada yang enam perusahaan itu, dari Sabang sampai Ambon. Mulai dari Sabang, Ambon, Makassar, Bitung, Manado. Ada di 17 lokasi," ujarnya.
Baca juga: Sikat Terus! Erick Thohir Bersih-bersih BUMN |
Lanjutnya, dalam pembentukan kluster industri ini, operasional dari enam BUMN akan dikonsolidasikan. Selanjutnya, disinergikan untuk produksi bersama. Kluster industri ini juga akan mendukung Pertamina dalam percepatan pembangunan kilang.
"Kita konsolidasikan operasi dulu. Saling sinergi untuk pembuatan kapal laut. Kemudian pemeliharaan. Kita juga mendukung Pertamina untuk percepatan pembangunan kilang. Kemudian PLN untuk pembangkit," jelasnya.
Nantinya, kluster BUMN ini tergabung dalam holding yang rencananya terbentuk tahun ini.
"Mungkin holding. Dulu namanya NSHI (National Shipbuilding and Heavy Industry). Di SK Pak Menteri kluster industri manufaktur. Karena PAL kan ikut pertahanan," tutupnya.
(ara/ara)