Produsen mobil di berbagai negara telah bergerak memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator secara massal demi membantu menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Ford yang tengah membuat 50.000 ventilator sederhana untuk pasien virus corona dalam waktu 100 hari.
Rencananya Ford bakal terus melakukan produksi ventilator hingga produksinya mencapai 30.000 unit per bulan. Produsen mobil lain juga telah berjanji untuk membantu pembuatan ventilator dalam skala besar mulai dari General Motors (GM), Dyson hingga Tesla.
Bagaimana dengan Indonesia? Kenapa sampai saat ini belum ada satu pun produsen mobil yang mengumumkan kesiapannya untuk memproduksi ventilator?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan alasan Indonesia belum siap untuk memproduksi ventilator. Alasan utamanya karena sejauh ini memang belum ada cetak biru (blueprint) dari pembuatan ventilator tersebut.
Baca juga: Kapan RI Siap Produksi Ventilator Sendiri? |
"Di Indonesia tidak ada blueprint. Karena tidak ada industri sama sekali yang sudah memproduksi ventilator tersebut di sini, belum ada 1 pun Industri dalam negeri yang memproduksi ventilator," ujar Agus dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/4/2020).
Selanjutnya terkait ketersediaan bahan baku. Indonesia disebut masih terbatas terkait bahan baku, sehingga banyak produsen mobil yang masih maju mundur terkait produksi massal ventilator ini.
"Nah, bahan baku ini juga, kalau di AS itu mereka dibantu untuk memproduksi ventilator sehingga memang wajar saja mereka bisa secara cepat memproduksi ventilator secara masif. Ini tentu kondisinya berbeda sekali dengan apa yang dialami oleh industri yang ada di Indonesia secara umum," sambungnya.
Meski begitu, Agus optimistis Indonesia siap memproduksi ventilator secara massal mulai Mei 2020 mendatang dengan skala hingga 12.000 unit/bulan.
"Kita bisa optimis bahwa pada bulan Mei nanti mungkin sudah ada ventilator-ventilator yang diproduksi oleh anak-anak bangsa yang jumlahnya cukup lumayan bisa rata-rata perbulan sekitar 12.000 ribu unit baik itu low grade hingga high grade," tutupnya.
(fdl/fdl)