Industri Elektronik hingga Tekstil Paling Babak Belur Dihajar Corona

Industri Elektronik hingga Tekstil Paling Babak Belur Dihajar Corona

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 28 Apr 2020 13:23 WIB
Produk tekstil impor dari China makin deras masuk ke Indonesia. Para pengusaha industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Jabar pun mengeluh karena terancam bangkrut.
Ilustrasi/Foto: Rico Bagus
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan pemetaan sektor industri yang terdampak pandemi COVID-19. Industri semen, elektronika dan telematika, kendaraan roda empat dan dua, serta industri tekstil adalah yang paling terpukul oleh merebaknya virus Corona.

Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan sektor industri yang paling terdampak perlu mendapatkan perhatian lebih.

"Secara umum hampir semua sektor industri terkena dampak penyebaran COVID-19 sehingga perlu diberi perhatian lebih, di antaranya yang mengalami dampak yang sangat besar seperti industri semen, industri elektronika dan telematika, industri kendaraan roda empat dan dua, serta industri tekstil," kata dia dalam rapat dengar pendapat (RDP) virtual dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (28/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara sektor industri yang dampaknya bersifat moderat adalah petrokimia dan industri plastik hilir, serta industri pulp.

Menyebarnya COVID-19, menurutnya mengakibatkan beberapa permasalahan secara umum, yang pertama terdapat beberapa kontrak pembayaran yang tertunda, bahkan ada yang mengalami pembatalan order.

ADVERTISEMENT

"Yang kedua yaitu utilisasi menurun akibat penurunan permintaan dan penjualan, beberapa industri mengalami penurunan utilisasi produksi. Yang ketiga adalah masalah PHK, adanya pengurangan pegawai akibat dari kapasitas produksi yang menurun," jelasnya.

Permasalahan yang keempat adalah naiknya harga bahan baku dan bahan penolong karena asal negara impor yang aksesnya terbatas serta masalah fluktuasi nilai tukar rupiah.

Dia melanjutkan, ada beberapa sektor industri yang terdampak positif dengan adanya pandemi COVID-19.

"Industri yang memiliki demand tinggi, yang bisa memperkuat neraca perdagangan diantaranya industri makanan dan minuman, industri farmasi dan industri alat pelindung diri atau APD, alat kesehatan dan etanol," tambahnya.




(toy/ara)

Hide Ads