RI Harus Pacu Produksi Garam 3 Kali Lipat Buat Capai Swasembada

RI Harus Pacu Produksi Garam 3 Kali Lipat Buat Capai Swasembada

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 31 Mei 2020 18:30 WIB
Musim kemarau yang cukup panjang ternyata tak berdampak signifikan terhadap petani garam di kawasan Tambak Oso Wilangon, Surabaya. Meski panen melimpah, namun pendapatan petani garam justru turun. Misnal (55), salah satu petani garam di Surabaya mengaku harga garam di musim panen tahun ini merosot. Tahun lalu, harga garam Rp 1.500 per kilogram. Di tahun ini harga garam turun menjadi RP 1.200 per kilogram.
Foto: Deny Prasetyo Utomo
Jakarta -

Pemerintah menargetkan swasembada garam pada 2021. Namun rencana tersebut tak mudah direalisasikan karena kebutuhan terhadap komoditas tersebut terus meningkat. Sementara tingkat produksi masih rendah.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin menjelaskan bahwa Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan telah mencanangkan produksi garam nasional 3 juta ton per tahun. Namun ternyata kebutuhannya meningkat jadi 4,5 juta ton.

"Garam kan kita tahu dulu Pak Menko sudah mencanangkan, kita akan produksi 3 juta ton. Pada saat itu kebutuhan cuma 3 juta. Ternyata sekarang kebutuhannya 4,5 juta. Ini kan menarik," kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu (31/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, jika menggunakan target 3 juta ton maka sebenarnya Indonesia sudah dikatakan swasembada garam.

"Tahun ini kita sudah mencapai 3,5 juta ton. Jadi kalau kita bicara swasembada sebenarnya kita sudah swasembada, kita sudah capai target. Cuma kebutuhan meningkat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Kebutuhan kenapa meningkat? karena industri kita menggunakan, habis itu meningkat, sehingga apa yang terjadi? ada kebutuhan meningkat. Karena kebutuhan meningkat akhirnya kita belum bisa swasembada. Kami sekarang melihat ada kebutuhan 4,5 juta ton," lanjut dia.

Untuk meraih swasembada, menurutnya produksi garam perlu dipacu hingga 3 kali lipat dari yang saat ini 50-60 ton per hektare per tahun, menjadi 100-150 ton. Caranya dengan memodernisasi petani garam nasional.

"Kalau (cara) tradisional itu paling hasilnya sekitar 50-60 ton per hektare per tahun. Kalau kita bisa intensif dengan PT Garam itu bisa 100 sampai 150 ton per hektare. Kalau kita punya 30 ribu hektare dengan bisa intensif di atas 100 sampai 150 ton harusnya kita bisa swasembada," tambahnya.




(toy/eds)

Hide Ads