Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ke kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pertemuannya dalam rangka untuk membahas tinda klanjut pembelian gula petani oleh perusahaan importir gula.
Ketua Umum DPN APTRI, Soemitro Samadikoen berharap pemerintah secepatnya mendorong importir untuk beli gula petani. Sebab harga gula di tingkat petani semakin turun, padahal petani membutuhkan dana dari hasil penjualan gula itu untuk menanam lagi.
"Pengurus DPN APTRI menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah mendengar keluhan dan aspirasi petani tebu di mana pemerintah akan menugaskan importir gula untuk membeli gula petani. Hal ini sudah menjawab aspirasi petani tebu sebagaimana dalam surat DPN APTRI yang dikirim ke Menteri Perdagangan, Komisi VI dan Menko Perekonomian tanggal 10 Juni dan tanggal 22 Juni," kata Soemitro melalui keterangan resmi yang dikutip detikcom, Kamis (2/7/2020).
Dia menyebut harga gula di tingkat petani saat ini Rp 10.200 per kilogram (kg), harga itu sudah lebih tinggi dibanding seminggu lalu yang Rp 10.000 per kg. Kenaikan harga di tingkat petani disebut karena adanya sentimen positif bahwa gula petani akan dibeli oleh importir gula.
Harga gula untuk pembelian telah disepakati sama dengan harga jual gula impor kepada distributor yakni Rp 11.200 per kg. Jumlah gula petani sendiri tercatat sebanyak 700-800 ribu ton.
"Menko Perekonomian memahami aspirasi petani tebu dan dalam waktu dekat akan memanggil perusahaan yang mendapat izin impor gula untuk membahas mekanismenya termasuk membagi kuota untuk masing-masing perusahaan," sebutnya.
"Untuk harga pembeliannya Pak Menko setuju Rp 11.200 per kg karena sudah sesuai dengan patokan harga di Kementerian Perdagangan untuk harga ditingkat produsen yang dijual kepada distributor," tambahnya.
(hns/hns)