Pandemi COVID-19 telah lama menghantam sektor perekonomian. Banyak Industri Kecil Menengah (IKM) ataupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) konvensional (yang biasanya berjualan secara offline) terpaksa harus menutup kegiatan usahanya dan beralih beraktivitas secara online.
Namun yang menjadi masalah adalah tidak semua pelaku IKM atau UMKM memiliki kemampuan bertransaksi secara digital. Maka dari itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pemerintah terus berkomitmen dan berupaya membantu IKM dan UMKM agar bisa memasarkan produknya secara digital.
"Pemerintah ajak IKM masuk dan bersaing di platform digital, membantu produk-produk agar bisa dipasarkan terutama secara online dan membantu masyarakat menemukan produk yang dibutuhkan," ujarnya dalam acara Live Streaming HUT BNI ke-74 bertajuk 'Uniting Energy for Indonesia in New Normal' yang disiarkan di detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun upaya-upaya yang dilakukan pemerintah, menurut Agus adalah pelatihan-pelatihan berdasarkan pemasaran dan packaging. Termasuk menggalakkan e-smart yang sejak tahun 2017 menjadi sistem yang membantu para pelaku industri dalam negeri agar bisa mengakses platform digital.
Ini juga sesuai anjuran Presiden Jokowi yang memerintahkan agar semua kebutuhan lokal 100% bisa didapatkan atau disuplai dari industri dalam negeri.
Selain membantu pelaku industri agar bisa bertahan di masa pandemi, upaya mendorong pelaku IKM dan UMKM memasarkan produknya secara digital juga dilakukan agar produk-produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk asing. Melalui program bertajuk 'Bangga Buatan Indonesia', pemerintah ingin masyarakat mendapatkan kebutuhan dari barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.
"Pemerintah pada 14 Mei lalu menginisiasi gerakan Bangga Buatan Indonesia. Sesungguhnya produsen dalam negeri sudah bisa memproduksi kebutuhan, sekarang bagaimana produsen-produsen itu memasarkan ke market Indonesia itu sendiri khususnya IKM ke e-commerce," paparnya.
![]() |
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto menyebutkan bahwa pihaknya turut berupaya membantu pemerintah dalam upaya membantu IKM dan UMKM di masa pandemi.
"Dukungan kami dalam rangka bagaimana meningkatkan penjualan di masa COVID-19 ini adalah salah satunya kita memberikan program merchandise dengan memberikan reward pada para pelaku UMKM serta para pembelinya. Yang kedua adalah untuk para pembeli kita memberikan dukungan dengan cicilan sangat murah dan tenor panjang," ujar Sis Apik.
Selain itu, di masa pandemi ini dalam rangka mewujudkan program Bangga Buatan Indonesia agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan produk-produk dari produsen dalam negeri yang sekaligus membantu para pelaku industri bertahan di masa sulit.
"Kita membiayai UMKM dari berbagai sektor, seperti industri, pertanian, jasa-jasa. Ada sekitar 200 ribuan UMKM yang sudah kita biayai dan saat ini terus kita lakukan," papar Sis Apik pada kesempatan yang sama.
Tidak hanya berhenti di pembiayaan saja. Sis Apik juga menyebut bahwa pihaknya melakukan upaya lain seperti pembinaan bagaimana cara berbisnis, marketing, finansial, termasuk cara menjaga produk itu sendiri agar bisa bersaing dengan produk-produk yang lain.
Tentunya pandemi tidak menghalangi kita semua untuk meningkatkan kapabilitas dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui cara yang aman. Untuk itulah BNI mempersembahkan Live Streaming Uniting Energy for Indonesia in New Normal yang dapat disaksikan oleh siapapun dari tempatnya berada.
Tajuk dari Live Streaming tersebut senada dengan tema HUT ke-74 BNI "Satukan Energi untuk Indonesia di Era New Normal". Tema tersebut menyiratkan makna bahwa kita semua perlu bekerja lebih optimal dan efisien sehingga dapat memberikan energi kebaikan bagi orang lain.
(ega/dna)