RI Digempur Baja Impor, Kemenperin: Kita Akan Selektif

RI Digempur Baja Impor, Kemenperin: Kita Akan Selektif

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 09 Jul 2020 18:20 WIB
Sejak 20 Januari 2019, pemerintah akan mengendalikan pemakaian impor baja. Selama ini industri baja dalam negeri keluhkan gempuran baja dari luar negeri.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai Indonesia tidak bisa menyetop impor baja secara radikal. Sebab Indonesia masih membutuhkan produk asing tersebut lantaran ada yang belum bisa dibuat oleh industri dalam negeri.

"Kita juga terbuka, bukan berarti yang memang kita tidak mampu buat tapi punya fungsi ekonomi ya silakan saja diimpor, tidak boleh kita langsung menutup impor secara radikal nggak boleh impor," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier dalam diskusi yang tayang di YouTube Hipmi, Kamis (9/7/2020).

Dirinya pun menekankan bahwa impor tetap dilakukan secara selektif. Impor lebih ditekankan terhadap produk baja yang belum tersedia di dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau bicara impor, saya kira pemerintah tentu kami komit dari perindustrian, kita akan selektif, artinya memang barang-barang yang secara nasional dibutuhkan tidak bisa di produksi dan sebagainya," lanjutnya.

Di sisi lain, pemerintah akan mendorong transfer teknologi agar industri nasional bisa menciptakan produk baja yang saat ini masih bergantung impor. Jadi secara bertahap impor bisa diturunkan.

ADVERTISEMENT

"Ini ya mungkin kita selektif bertahap kalau perlu transfer teknologi untuk membuat barang serupa. Kebutuhan-kebutuhan itu harus diakomodasi," sebutnya.

Lebih lanjut, baja nasional akan diutamakan untuk pembangunan infrastruktur agar bisa terserap.

"Kalau kita bicara demand, kita naikkan yang pertama untuk mem-push itu adalah building dan infrastruktur. Sampai sejauh mana, sekarang BUMN juga masuk ke situ, otomatis kebutuhan dari baja itu akan masuk ke sisi demand yang dibutuhkan oleh teman-teman untuk infrastruktur dan konstruksi tadi. Jadi ini akan bergerak, produksinya naik," jelasnya.

Baja nasional juga akan diprioritaskan untuk industri otomotif walaupun sekarang industri otomotif juga sedang tertekan akibat pandemi COVID-19.

"Kemudian dari otomotif. Otomotif juga itu termasuk hard hit, artinya memang terjadi penurunan yang sangat luar biasa. Ini juga pelan-pelan kita coba dorong dengan berbagai stimulus fiskalnya," tambahnya.




(toy/eds)

Hide Ads