Indonesia selama ini masih bergantung pada ventilator impor untuk menunjang kesehatan. Sementara kebutuhan barang tersebut meningkat di tengah pandemi COVID-19. Negara pun berupaya untuk menekan ketergantungan tersebut.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro pun menjelaskan bahwa Indonesia sudah bisa memproduksi ventilator. Itu dibuat oleh perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan lembaga pemerintah.
"Jadi kami mencoba membuat ventilator, tidak hanya sekadar bisa memenuhi fungsinya sebagai alat kesehatan, dan tentunya ini semua yang kami sampaikan sudah disampaikan Pak Menkes, sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah melakukan baik uji klinis maupun uji alat di BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan)," kata dia dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu berapa harga ventilator buatan anak negeri tersebut? Untuk yang buatan ITB, UNPAD, dan Salman berbentuk CPAP Rp 16 juta. Lalu untuk buatan UI yang berupa CPAP dan CMV Rp 30 juta.
"Ya itu yang ITB bentuknya CPAP harganya Rp 16 juta, yang UI CPAP dan CMV Rp 30 juta, yang Dharma Group karena sifatnya ventilator emergency dan pneumatic base ini Rp 100 juta," ujarnya.
Selanjutnya ventilator emergency buatan BPPT Rp 20 juta, ventilator emergency buatan ITB Rp 18 juta. Lalu ada ventilator ICU buatan UGM yang masih dalam proses uji klinik.
Bagaimana dengan alat rapid test COVID-19? Baca di halaman selanjutnya.
Simak Video "3 Alasan Mengapa Tak Perlu Install Antivirus di iPhone "
[Gambas:Video 20detik]