Industri Tekstil 'Disikat' Corona, Pengusaha Garmen Putar Otak

Industri Tekstil 'Disikat' Corona, Pengusaha Garmen Putar Otak

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 20 Jul 2020 18:50 WIB
Bulan puasa sudah dilewati separuhnya dan jelang lebaran masyarakat mulai membeli dan membuat baju lebaran pilihan mereka. Para penjahit garmen kebanjiran order
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa sendiri mengatakan kondisi industri tekstil saat ini terpukul karena permintaan dari pasar yang berkurang. Alhasil, stok menumpuk tanpa mendapatkan untung.

Dia menyebut, di momen lebaran saja, yang biasanya diharapkan menjadi puncak pembelian bahan tekstil, karena ada PSBB jadi tidak terlaksana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami yang tadinya berharap dari penjualan tekstil selama lebaran, karena PSBB jadi tidak terjadi. Jadinya stok pakaian menumpuk, termasuk sarung," ujar Jemmy kepada detikcom.

Bank Indonesia (BI) sendiri mencatat industri pengolahan mengalami penurunan kinerja dalam pada kuartal II 2020. Sektor tekstil dan alas kaki menjadi industri yang terhantam paling dalam.

ADVERTISEMENT

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menjelaskan dalam Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia tercatat 28,55% turun dibandingkan periode kuartal I-2020 45,64%.



Simak Video "Tolak PHK Industri Tekstil, Buruh Gelar Demo di Patung Kuda Jakpus"
[Gambas:Video 20detik]

(das/zlf)

Hide Ads