Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) kini menyediakan produk gula konsumsi dalam kemasan 1 kilogram (Kg) yang siap dijual langsung ke ritel modern maupun pasar rakyat.
Produk gula untuk ritel itu merupakan program baru, di mana selama ini Holding PTPN melalui anak perusahaannya berperan sebagai produsen yang menjual gula ke pabrik pengemasan, baru setelah itu oleh pabrik pengemasan dan distributor dipasarkan ke konsumen.
Salah satu jalur distribusi yang digunakan PTPN untuk menjual produk siap konsumsi itu ialah menyasar pasar-pasar yang letaknya dekat dengan pabrik gula (PG) milik Holding PTPN. Sehingga, rantai distribusi akan lebih pendek yang bisa memberikan efisiensi pada biaya distribusinya, dan bisa menjaga harga Rp 12.500/Kg sampai ke konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Jawa ini yang paling banyak penduduknya, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tentu kita akan concern di pasar-pasar sekitar PG di Jateng dan Jatim. Di Sumut ada 2 PG kita, di Sulawesi ada 3 PG," jelas Direktur Utama Holding PTPN III Muhammad Abdul Ghani dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).
Meski begitu, Ghani memastikan PTPN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak sedang berupaya untuk menguasai seluruh pasar penjualan gula, sehingga merenggut porsi pengusaha swasta.
"Tentu bukan hanya PTPN, di Sumsel itu banyak PG swasta yang juga memproduksi. Kita berbagi tugas. Dalam hal ini kita tidak bermaksud untuk mengendalikan seluruh Indonesia. Dan itu bukan wilayah kita. Paling tidak kita memastikan harga gula di sekitar PG milik kita, bisa kita kontrol," kata Ghani.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Holding PTPN III Dwi Sutoro menjelaskan, PTPN hanya melakukan distribusi langsung ke pasar-pasar yang berada di sekitar PG milik anak-anak perusahaan PTPN antara lain PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PTPN XIV. Namun, untuk wilayah di luar itu tetap menggunakan rantai distribusi yang ada. Sehingga, peran distributor swasta tidak hilang.
Begitu juga dengan peran dari pabrik-pabrik pengemasan gula. Meski PTPN memiliki produk siap konsumsi, namun sebagian produksi gulanya juga tetap dijual kepada pengusaha swasta melalui proses yang sama, yakni pelelangan.
"Lelang tetap ada, karena kita bukan bertujuan untuk bersaing semuanya, industri-industri lain yang membeli gula kita untuk ritel mereka tetap ada. Sebagai BUMN kita tidak ingin menguasai semua ritel, tidak. Kita hanya ingin menambah jalur untuk berpartisipasi dalam menjaga harga, tapi tidak mematikan industri-industri lain," tutup Dwi.
Baca juga: Minggu Keempat Juli, RI Diramal Deflasi |
(dna/dna)