Minggu Keempat Juli, RI Diramal Deflasi

Minggu Keempat Juli, RI Diramal Deflasi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2020 16:43 WIB
Pedagang beras menggelar dagangannya di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Meski tercatat inflasi 0,20% pada Maret 2018, BPS mencatat ada sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga alias deflasi. Salah satunya adalah beras.
Foto: Selfie Miftahul Jannah
Jakarta -

Kondisi perekonomian Indonesia di tengah dampak pandemi COVID-19 masih terus berkembang. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko menjelaskan angka inflasi saat ini berada pada level yang rendah dan terkendali.

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juli 2020, bulan Juli 2020 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,03% (mtm)," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (24/7/2020).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,06% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,61% (yoy).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Onny menyampaikan penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari bawang merah sebesar -0,10% (mtm), daging ayam ras sebesar -0,03% (mtm), bawang putih sebesar -0,03% (mtm), gula pasir sebesar -0,02% (mtm), jeruk sebesar -0,02 (mtm) serta cabai merah, kelapa, daging sapi, dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas utama penyumbang inflasi, yaitu telur ayam ras sebesar 0,05% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,04% (mtm), dan rokok kretek filter sebesar 0,01% (mtm).

ADVERTISEMENT

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Nilai Tukar Rupiah

Rupiah ditutup pada level Rp14.550 per dolar AS. Kemudian yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,86%. Lalu DXY[1] melemah ke level 94,69. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 0,577%.

"Pada pagi hari Jumat, 24 Juli 2020 Rupiah dibuka pada level Rp14.500 per dolar AS," kata dia.

BI juga mencatat premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 112,9 bps per 23 Juli 2020 dari 124,7 bps per 17 Juli 2020. Berdasarkan data transaksi 20-23 Juli 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 5,17 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 5,40 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,23 triliun.

Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 143,77 triliun.



Simak Video "Video: RI Alami Deflasi Nasional, Bagaimana Dampaknya pada Industri Mebel?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads