Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut kondisi pasar keuangan saat ini mulai mengalami perbaikan. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengungkapkan memang sebelumnya yield obligasi negara dan nilai tukar rupiah sempat mengalami pemburukan.
Dia mengungkapkan saat ini sudah terjadi tren perbaikan yang terus berlangsung. Dia menjelaskan awal tahun ini yield LC Goverment Bonds (SUN) 10 tahun berada di posisi 7,03%, kemudian pada Maret sampai April 2020 menjadi 8,4%. Kemudian per 23 Juli 2020 tercatat 6,7%.
"Dibandingkan year to date-nya sampai saat ini (kondisi) kita sudah ada perbaikan," kata dia dalam diskusi online, Jumat (24/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Luky saat ini yield US$ Government Bonds 10 tahun terus mengalami perbaikan. Perbaikannya mencapai 17,4%. "Jadi pada awal tahun, kemudian di bulan Maret-April itu melonjak tinggi, tapi kemudian membaik lagi. Saat ini overall year to date-nya sudah membaik sebesar 17,4%," jelas dia.
Kondisi yang sama juga terjadi pada nilai tukar rupiah. Menurut Luky meski secara year to date rupiah masih terdepresiasi, namun presentasenya dinilai tidak terlalu buruk. "Nilai tukar kita terdepresiasi, but not bad. Cuma 5,24%," ujarnya.
Luky menjelaskan pemerintah akan mengeluarkan surat berharga negara (SBN) untuk Bank Indonesia (BI) melalui mekanisme private placement.
Jadi BI akan membeli SBN pemerintah pada akhir Juli. "Begitu sudah selesai, kita mungkin (akan keluarkan) pada Juli ini," jelas dia.
Pemerintah dan bank sentral telah bersepakat untuk bekerja sama dalam menangani pembiayaan defisit APBN tahun ini.
Perjanjian antara pemerintah dan BI ini disebut dengan burden sharing. Di sana BI akan menanggung bunga 100% untuk kebutuhan pembiayaan public goods yang tercatat Rp 397,6 triliun.
(kil/ang)