Pastikan Bahan Baku Vaksin Corona, Erick Thohir Lobi China?

Pastikan Bahan Baku Vaksin Corona, Erick Thohir Lobi China?

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 13 Agu 2020 10:51 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) saat meninjau fasilitas produksi vaksin COVID-19 di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan PT Bio Farma (Persero) telah mampu memproduksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas 100 juta vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri BUMN Erick Thohir di Bio Farma/Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jakarta -

Saat ini dunia tengah disibukkan oleh pandemi COVID-19. Tak hanya Indonesia, negara lain pun berpacu untuk membuat vaksin virus Corona demi menyelamatkan warganya. Bahkan terdengar kabar bahwa Menteri BUMN Erick Thohir melakukan lobi ke pihak Sinovac di China untuk memastikan suplai bahan pembuatan vaksin di dalam negeri.

Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan saat ini Indonesia memang belum memiliki bahan aktif untuk pembuatan vaksin virus Corona. Lalu benarkah Erick sampai melobi pihak China?

"Kelihatannya kan Pak Erick mau ke harga kan ya, kalau bisa murah kan gitu, suplainya terjamin gitu lho, lebih ke lobinya seperti itu, karena kan semua negara butuh lho," kata Bambang saat dihubungi detikcom, Kamis (13/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berpendapat hal tersebut merupakan bukti bahwa pemerintah hadir untuk menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan pandemi COVID-19.

"Jadi kan berarti kan pemerintah berusaha untuk hadir, artinya mendorong misalnya mendorong ke sustainability (keberlanjutan), supaya terjamin gitu lho. Kalau kami sih mendukung saja, sangat mendukung bahwa pemerintah mendorong itu," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Ya kan lumayan ya kalau misalkan kita bisa penuhi semua. Kita kan ada gap, artinya kapasitas kita 250 (juta vaksin) untuk kebutuhan Indonesia, hitung-hitungan 300 (juta) lebih, itu (sekitar) 320 juta. Ada sekitar gap 70 (juta)," sebutnya.

Sejauh ini, lanjut dia, memang belum ada perjanjian resmi. Namun Sinovac sudah menyatakan komitmennya untuk menyuplai apa yang dibutuhkan Indonesia.

"Ya sampai saat ini belum ada, artinya sudah ada komitmen, namanya kan baru gentleman agreement. Nanti kan tinggal harus dituangkan dalam satu agreement," tambahnya.




(toy/ara)

Hide Ads