Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belum lama ini berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) pada 23-24 September 2020. Kunjungannya dalam rangka menindaklanjuti sejumlah rencana investasi perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia.
Erick Thohir mengatakan pemerintah akan terus mendatangkan investasi ke Indonesia meskipun di tengah pandemi COVID-19. Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia berdiskusi dengan beberapa perusahaan Korsel untuk menindaklanjuti minat investasinya di Indonesia.
"Kita harus terus optimistis. Memang situasi sekarang penuh tantangan. Tapi percayalah pemerintah terus berusaha dan keberangkatan kami ke Korsel ini karena memang ada minat serius dari beberapa perusahaan Korea. Artinya Indonesia memiliki daya tarik dan kita tindaklanjuti itu," ujar Erick dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Senin (28/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil menjelaskan bahwa BKPM akan berusaha menarik investor Korsel untuk terus berinvestasi di Indonesia, khususnya kepada perusahaan di bidang industri hilirisasi.
"Untuk mendorong realisasi investasi, kami bersama Menteri BUMN ke Korea Selatan untuk membahas hilirisasi EV (Electric Vehicle) battery," tutur Bahlil.
Minat investor Korsel ke Indonesia tercermin dalam data hasil realisasi investasi asal Negeri Ginseng tersebut. Pada triwulan II (April-Juni) 2020, realisasi investasi melonjak 340% dengan total investasi mencapai US$ 552,6 juta. Sedangkan pada triwulan I (Januari-Maret) 2020 sebesar US$ 130,4 juta.
Jika dilihat berdasarkan periode semester I (Januari-Juni) 2020, realisasi investasi dari Korsel pun mengalami peningkatan sebesar 25% dengan total sebesar US$ 683,0 juta, dibandingkan periode yang sama pada 2019 lalu dengan nilai investasi sebesar US$ 548,4 juta.
Sejak 2015, Korea Selatan menjadi negara asal investasi terbesar ke-7 di Indonesia, setelah Singapura, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Malaysia, dan Belanda. Korsel membukukan total investasi mencapai US$ 7,7 miliar.
Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Korsel pada periode 2016 sampai semester I-2020 didominasi oleh sektor Listrik, Gas, dan Air (US$ 944,3 juta); Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Medis, Peralatan Listrik, Presisi, Optik, dan Jam Tangan (US$ 902,5 juta); Industri Kimia dan Farmasi (US$ 749,6 juta); Industri Barang Kulit dan Alas Kaki (US$ 552,0 juta); dan Industri Lainnya (US$ 528,7 juta).
Berdasarkan lokasi, investasi Korsel mayoritas berada di Jawa (US$ 4,5 miliar). Kemudian disusul oleh Kalimantan (US$ 1,0 miliar), Sumatera (US$ 372,4 juta), Papua (US$ 246,8 juta), dan Maluku (US$ 226,3 juta).