Genjot SDM Industri, Kemenperin Fasilitasi Kerja Sama Link and Match

Genjot SDM Industri, Kemenperin Fasilitasi Kerja Sama Link and Match

Reyhan Diandri Ghivarianto - detikFinance
Jumat, 23 Okt 2020 15:27 WIB
Gedung Kemenperin
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Upaya tersebut diimplementasikan melalui program link and match antara industri dengan sekolah vokasi industri.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto mengatakan sebagai bagian dari program tersebut, Kemenperin memfasilitasi kerja sama vokasi antara PT. Kalbe Farma Tbk dengan tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membina para siswa melalui fasilitas pendidikan yang dimiliki perusahaan.

"Kami sangat mengapresiasi dukungan perusahaan terhadap pengembangan SDM kompeten, adaptif dan inovatif yang dapat memenangkan persaingan di dunia industri," ujar Eko, dalam keterangan tertulis, Jumat (23/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko menjelaskan pogram link and match antara sekolah vokasi industri dengan perusahaan manufaktur dan kawasan industri telah dijalankan Kemenperin sejak tahun 2017. Melalui program tersebut, Kemenperin telah memitrakan 2.612 SMK dengan 885 perusahaan dari berbagai sektor industri dengan total 4.997 perjanjian kerja sama.

"Program ini sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK," ungkap Eko.

ADVERTISEMENT

Menurut Eko, pihaknya berharap PT. Kalbe Farma Tbk melalui KLC dapat bekerja sama dengan lebih banyak SMK untuk melakukan pembinaan dan pengembangan siswa. Dengan demikian, diharapkan SDM unggul di bidang farmasi dapat terbangun serta mendukung produktivitas dan daya saing sektor tersebut.

"Terlebih, saat ini industri farmasi menjadi salah satu program prioritas dalam Making Indonesia 4.0," imbuhnya.

Eko menjelaskan industri farmasi dan alat kesehatan merupakan dua sektor yang ditambahkan dalam prioritas penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini karena pemerintah memandang kedua sektor tersebut perlu dioptimalkan dan menjadi mandiri. Sebelumnya, telah ditetapkan lima sektor manufaktur sebagai prioritas pengembangan Industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri kimia, industri otomotif, serta industri elektronika.

Sebagai tindak lanjut program link and match, Eko mengatakan Kemenperin juga telah melakukan penyelarasan kurikulum bagi 35 kompetensi keahlian yang terkait sektor industri."Selain itu, kami telah melakukan peningkatan komptensi guru SMK bidang produktif melalui pelatihan dan magang sebanyak 3.964 guru," jelasnya.

Menurut Eko, masih dalam program tersebut pada tahun 2019 Kemenperin memberikan bantuan 70 mesin Computer Numerical Control (CNC) kepada 70 SMK di wilayah Jawa dan Sumatera. "Kami juga menyiapkan tenaga silver expert yang sebelumnya merupakan praktisi industri. Mereka telah memperoleh pelatihan pedagogi dan tersertifikasi internasional untuk memberikan training for trainers di tempat kerja (In Company Training)," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Kalbe Learning Centre, Micha Catur Firmanto mengatakan dalam upaya mendukung program vokasi yang link and match dengan industri farmasi, PT Kalbe Farma melalui Kalbe Learning Centre (KLC) mendesain bentuk pembelajaran bagi siswa SMK dengan materi basic technical skill dan softskill yang diberikan secara online.

"Untuk memperdalam materi, akan diberikan pelaksanaan praktik kerja bagi siswa dan tenaga pendidik atau pelatih yang dilaksanakan langsung di KLC mulai November 2020," ungkap Micha.

Menurut Micha, kerja sama melalui program vokasi merupakan kontribusi PT. Kalbe Farma Tbk untuk pengembangan sumber daya kompeten dalam rangka menghasilkan mutu dan produk berkualitas. "Kami sekaligus memproyeksikan KLC menjadi jembatan penghubung antara lulusan SMK dengan seluruh manufaktur farmasi Kalbe dalam mempersiapkan basic competency dan attitude yang dipersyaratkan untuk bekerja di perusahaan farmasi," ungkap Micha.

Micha mengatakan program tersebut juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan skill yang dimiliki oleh lulusan SMK dengan yang dibutuhkan oleh industri. "Dengan adanya program ini, diharapkan persentase daya serap industri untuk lulusan SMK dapat meningkat," ungkapnya.

Adapun kerja sama PT. Kalbe Farma Tbk dengan tiga SMK, yakni SMK Bani Saleh Bekasi, SMK Wirasaba Karawang dan SMK Farmasi IKIFA Jakarta Timur, merupakan tindak lanjut kegiatan Coaching Clinic Super Tax Deduction Batch ke-2 yang difasilitasi Kemenperin pada Agustus lalu. Menurut Micha, kegiatan tersebut merupakan semacam klinik konsultasi yang disediakan pemerintah bagi perusahaan industri untuk dapat memanfaatkan fasilitasi fiskal melalui kontribusi terhadap pengembangan kompetensi SDM.

Micha menuturkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 tahun 2019 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 128 Tahun 2019 telah menyiapkan insentif super tax deduction berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200% dari biaya yang dikeluarkan perusahaan industri. Hal itu sebagai insentif bagi perusahaan yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi.

"PT. Kalbe Farma Tbk antusias untuk mendapatkan fasilitas insentif, dan dalam waktu dekat kami akan segera mengajukan ke Online Single Submission (OSS)," pungkasnya.

(ega/ara)

Hide Ads