Industri Gula Didorong Terapkan Teknologi Modern

Industri Gula Didorong Terapkan Teknologi Modern

Inkana Putri - detikFinance
Jumat, 23 Okt 2020 21:35 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri), pemilik pabrik gula PT Prima Alam Gemilang Andi Syamsuddin Arsyad (kanan) dan mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) mengunjungi lahan perkebunan tebu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/10/2020). Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik gula berkapasitas giling hingga 12.000 ton cane per day (TCD) di Kabupaten Bombana. ANTARA FOTO/Biroperskepresiden/JJ/foc.
Foto: ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta -

Kementerian Perindustrian terus berupaya melakukan revitalisasi industri gula di Indonesia. Saat ini, pabrik gula didorong untuk memanfaatkan teknologi modern sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing.

"Kami juga fokus mengakselerasi pembangunan pabrik-pabrik gula baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu sehingga mereka dapat beroperasi penuh," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Jumat (23/10/2020).

Hal ini ia sampaikan usai mendampingi Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik gula PT Prima Alam Gemilang (PAG) di Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/10).

Agus menjelaskan pihaknya mendukung tumbuhnya pabrik gula baru guna memenuhi kebutuhan pasar domestik, baik itu untuk konsumsi langsung maupun bahan baku industri makanan dan minuman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti yang disampaikan Bapak Presiden dalam sambutannya, saat ini kebutuhan komoditas gula di Indonesia mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri," ungkapnya.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan strategis guna menciptakan iklim investasi yang kondusif. Selain itu, Agus menegaskan fasilitas dalam memperoleh bahan baku juga diperlukan untuk pembangunan pabrik gula baru maupun perluasan.

"Tujuannya adalah untuk menarik minat investasi, meringankan beban biaya investasi yang besar dan membantu efisiensi operasional pabrik," katanya.

Terkait hal ini, Agus mengatakan pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula.

Kemenperin juga mengapreasiasi PT PAG Bombana yang telah berinvestasi dalam pembangunan pabrik gula yang terintegrasi dengan kebun tebu, serta memanfaatkan otomatisasi pada proses produksinya. Dengan demikian, produktivitas dan kualitas perusahaan akan meningkat lebih efisien.

"Yang patut dibanggakan juga dari investasi ini adalah mereka mampu menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Dalam operasionalnya, kebun dan pabrik ini dapat membuka lapangan kerja hingga 15.000 orang," katanya.

Sementara itu Jokowi menegaskan pembangunan sektor industri adalah penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat. Langkah ini dinilai akan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi COVID-19.

"Di kala situasi ekonomi seperti ini, semua pengusaha pasti wait and see. Namun perusahaan ini berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, ia menjelaskan pendirian pabrik gula PT PAG Bombana didorong untuk mengurangi impor.

"Artinya, bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," imbuhnya.

Di sisi lain, Direksi PT PAG Bombana Arif Efendi menyampaikan pabriknya sudah menggunakan teknologi canggih yang didukung otomatisasi, yang sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Dengan demikian, kami mampu menghasilkan produk dengan incumsa di bawah 100 UI dan total Losis di bawah 1.8 pol gula," ungkapnya.

Ia juga mengatakan PT PAG Bombana bertekad untuk turut berpartisipasi untuk mewujudkan swasembada gula dan ketahanan pangan.

"Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, kami berkomitmen memenuhi kuota gula Indonesia bagian timur dengan harga di bawah HET. Sehingga masyarakat mampu menikmati harga gula yang wajar," paparnya.

Timothy Savitri selaku perwakilan dari pemilik perusahaan menambahkan keberadaan perusahaan telah mampu mengangkat kesejahteraan warga. Salah satunya dengan menciptakan lapangan kerja di tengah ancaman resesi ekonomi dan PHK akibat dari dampak pandemi COVID-19.

"Kami ingin terus memberikan sumbangsih bagi ekonomi Indonesia dan mampu mempekerjakan warga lokal," pungkasnya.

Sebagai informasi, pengerjaan konstruksi pabrik gula diresmikan Presiden mulai awal 2017 silam dan mulai berproduksi pada Agustus tahun 2020. Adapun kapasitas pengolahan tebu pabrik ini sebanyak 8.000 ton cane per day (TCD), dan mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD. Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.

PT PAG Bombana akan menjadi pabrik gula dengan jumlah produksi terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri. Perusahaan ini juga didukung dengan sumber bahan baku area tebu inti plasma sebesar 22.797 hektare.

(akn/hns)

Hide Ads