Jakarta -
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir membeberkan biang kerok harga obat di Indonesia mahal, yakni lantaran produsen obat mengandalkan pinjaman dari pihak ketiga. Menurutnya itu menimbulkan tambahan biaya untuk membuat obat.
Dia tak menyebutkan apakah tambahan biaya tersebut bersumber dari bunga pinjaman dari pihak ketiga atau apa. Yang jelas, adanya tambahan biaya itu dibebankan ke harga pokok produksi (HPP).
"Kita kalau hanya mengandalkan kepada pendanaan pihak ketiga tentunya ada cost of money yang harus kita bebankan kepada harga pokok produksi, sehingga membuat harga jual obat juga menjadi lebih mahal, padahal ini sifatnya adalah penugasan," kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (18/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menyarankan agar pemerintah menetapkan skema pembiayaan untuk pelaksanaan, penugasan ataupun penunjukan langsung yang tidak memberatkan. Artinya, kalau seandainya ada penugasan dari pemerintah untuk produk ataupun alat-alat tertentu maka perlu diberi bantuan pendanaan di awal.
"Memang harus dipikirkan ada semacam pemberian bantuan pendanaan di awal," sebutnya.
Bio Farma juga mengusulkan agar ada konsistensi dari pemerintah dalam mengimplementasikan insentif pajak, yaitu untuk penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) di bidang farmasi, terutama untuk produk-produk yang berasal dari bagian penelitian dalam negeri.
Dia mengatakan pihaknya juga memberi masukan untuk percepatan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Menurutnya diperlukan kebijakan yang komprehensif antara lembaga atau kementerian untuk memastikan hasil penelitian dari lembaga penelitian dan perguruan tinggi dapat dihilirisasi dan dikomersialisasi.
"Ini permasalahan klasik yang banyak terjadi sekarang di Indonesia, di mana banyak produk-produk penelitian itu kita mengalami kesulitan pada saat hilirisasinya oleh industri," sebutnya.
"Jadi memang perlu ada bantuan juga dari pemerintah bahwa proses ataupun SOP/standar operasional prosedur mulai dari penelitian sampai nanti bisa dihilirisasi itu benar-benar bisa dibuktikan secara komersial, sehingga semua pihak yang terlibat dalam proses itu mereka mendapatkan benefitnya," tambah Honesti.