Distribusi vaksin Corona menjadi hal penting yang disorot Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir. Sebab, jangan sampai nantinya ada celah yang dimanfaatkan oknum bertransaksi vaksin secara ilegal di pasar gelap alias black market.
"Kalau ini ada loopholes (celah), ada peluang, ada oknum, nah jual-beli lagi vaksin. Nanti terkena yang disalahkan ya siapa? dan nanti keluarganya kalau ada apa-apa kan kasihan," kata Erick dalam acara bertajuk Indonesia Townhall di salah satu stasiun televisi nasional, Jumat (20/11/2020).
Menteri BUMN itu menegaskan bahwa vaksin ini menyangkut nyawa manusia sehingga tidak bisa main-main. Jadi tingkat keamanannya harus benar-benar diperhatikan, bahkan dari mulai distribusi awal nanti TNI/Polri akan langsung mengawal demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick juga menekankan pentingnya data. Pihaknya mengutamakan Satu Data seperti pemilu, yang mana setiap pengiriman data, dalam hal ini vaksin ke sebuah titik itu sudah ada nama dan alamat pemakainya.
Dengan demikian, vaksin akan aman, terpantau, dan nanti setelah beberapa bulan penyuntikan bisa dilihat perkembangannya.
"Dan ini juga menekan kasus-kasus awal pada saat pandemi COVID-19, adanya black market APD, black market PCR. Nah kalau PCR, APD mungkin ya oke, tapi kalau (vaksin) ini kan nyawa manusia," ungkapnya.
Selebihnya, Erick menilai distribusi vaksin di Indonesia bukan sesuatu yang baru. Sebab, Indonesia adalah negara produsen vaksin, salah satunya Bio Farma. Kata dia sudah ada 15 macam vaksin yang diproduksi di dalam negeri.
"Distribusinya juga sudah di seluruh Indonesia, baik yang dimiliki oleh pemerintah, Kemenkes, ataupun yang dimiliki oleh BUMN ataupun swasta. Jadi distribusi bisa," tambahnya.