Oleh-oleh Spesial Luhut Sepulang dari AS, Apa Itu?

Oleh-oleh Spesial Luhut Sepulang dari AS, Apa Itu?

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Rabu, 25 Nov 2020 06:02 WIB
Luhut Bertemu Donald Trump
Foto: Dok. KBRI Washington
Jakarta -

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bercerita mengenai kunjungannya ke Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah 'oleh-oleh' yang dibawa Luhut dari AS, berupa kerja sama vaksin Corona.

Hal itu terjadi setelah Luhut melakukan diskusi bersama Wapres AS Mike Pence. Dia mengatakan AS akan membantu mengadakan vaksin Corona untuk Indonesia.

"Wapres Pence dan saya berbicara hampir 15 menit. Kami bicara menyangkut masalah vaksin dan Amerika, presidennya mau membantu vaksin," kata Luhut dalam webinar CEO Networking 2020, Selasa (24/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengaku dirinya sudah menindaklanjuti pembicaraannya dengan Pence soal vaksin Corona. Dia mengatakan sudah ada kesepakatan antara Pfizer dan Bio Farma untuk melakukan kerja sama vaksin Corona.

"Tadi malam kami sudah follow up lewat video call dengan Secretary of Health dan Wakil Menteri Budi Sadikin, serta BPOM. Jadi untuk Pfizer membuat kerja sama dengan Bio Farma," kata Luhut.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, dalam keterangan KBRI Washington, Luhut bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence pada Selasa (17/11/2020). Saat bertemu Pence, Luhut ditawarkan kerja sama untuk memproduksi vaksin COVID-19.

Pada kesempatan itu, Pence menawarkan kerja sama produksi vaksin yang bisa digarap oleh perusahaan Indonesia dan AS. Hal itu disampaikan langsung kepada Luhut saat berada di kantor Pence.

Sementara itu, pemerintah sendiri juga sudah mulai mencolek beberapa perusahaan lain dari berbagai negara untuk pengadaan vaksin. Negara mana lagi?

Wakil Menteri BUMN sekaligus Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin bicara soal upaya penyediaan vaksin di Indonesia. Dia mengaku mendapatkan arahan dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, untuk mengadakan vaksin yang sudah terdaftar di WHO.

Dia menjelaskan sudah ada 11 perusahaan yang melakukan uji coba vaksin tahap 3 dan terdaftar di WHO.

"Vaksin itu nomor satu diminta sama pak Menkes untuk bantu sourcing-nya. Arahan pak Terawan tolong cari vaksinnya yang ada di list WHO, yang dimaksud itu sudah uji klinikal 1-2-3. Kalau nggak salah ada 11 vaksin, bertambah terus trial klinis trial 3," ungkap Budi dalam webinar yang sama.

Dari 11 perusahaan, hanya 3 saja yang belum dihubungi pemerintah. Perusahaan itu adalah Moderna, Sputnik, dan Bharat.

"Semua sudah kita kontak, kecuali 3. Satu Moderna di AS belum ada kontak dengan kita, dua Sputnik di Rusia belum kontak formal, lalu Bharat dari India, yang lain udah ada kontak dari kita," ujar Budi.

Dia juga memaparkan beberapa perusahaan vaksin yang sudah dihubungi oleh pemerintah. Ada yang dari Jerman, Inggris, hingga China.

"Jadi misalnya BioNtech sudah dari Jerman, AstraZeneca sudah. Di China ada 4 Sinopharm Beijing, Sinopharm Wuhan, Sinovac, dan Casino sudah kontak," papar Budi.


Hide Ads