Pemerintah mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah vaksin virus Corona (COVID-19) untuk 107 juta orang, naik menjadi 182 juta orang. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, dari jumlah tersebut hanya 50% yang ditanggung pemerintah, alias gratis.
Sebelumnya, dari target awal 107 juta orang, hanya 30% yang gratis atau sekitar 32 juta orang, dan sisanya 75 juta orang harus membayarnya. Namun, dengan skema baru yang disampaikan Muhadjir dengan target 182 juta orang, setengahnya mendapatkan vaksin gratis, dan setengahnya harus membayar.
"Belum final, termasuk jumlahnya. Terakhir diperkirakan ada 182 juta dari semula 107 juta. Jadi sudah naik lagi. Ini juga masih tentative, saya sebetulnya tak ada kewenangan ini. Jadi kemungkinan 50-50%," kata Muhadjir ketika ditemui awak media di kantor Kemensos, Jakarta, Senin (14/12/2020).
Fakta bahwa tak semua warga Indonesia akan mendapatkan vaksin gratis itu jadi perdebatan di media sosial. Sejumlah warganet tak setuju bahkan protes karena vaksin Corona tak gratis untuk semua orang.
Dikutip detikcom dari Twitter, Selasa (15/12/2020), akun @bebibelle19 misalnya menegaskan seharusnya vaksin Corona gratis.
"Vaksin COVID-19 MANUSIAWINYA GRATIS. Dah gitu aja. #VaksinUntukKita #vaksincorona," tulis akun tersebut.
Kemudian, akun @striketherhythm menuliskan, jika vaksin berbayar maka hanya menjadi ladang bisnis.
"Tahun 2025, negara-negara gratis vaksin:vaksin lebih merata, bebas corona, ekonomi maju. Indonesia: Kasus hari ini 88xxx, vaksin jauh dari merata, gelombang pertama virus Corona belum berakhir-akhir, BUMN diuntungkan dengan bisnis vaksin, korupsi vaksin, ekonomi semakin merosot," berikut bunyi cuitan akun @striketherhythm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warganet juga melayangkan protes dengan membuat petisi menuntut vaksin gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia. Klik halaman selanjutnya.