Penjualan peluru kendali atau rudal menjadi senjata nomor dua yang paling banyak diekspor di sektor pertahanan Amerika Serikat (AS). Data itu berdasarkan laporan dari Stockholm International Peace Research Institute. Kini sejumlah perusahaan AS banyak yang ikut memproduksi rudal.
Dikutip dari CNBC, Senin (21/12/2020) seperti pesawat terbang, penjualan rudal didasarkan pada perjanjian internasional. Namun, penjualan rudal ini sering menuai masalah. Seperti yang baru-baru ini terjadi, penjualan rudal Harpoon Boeing ke Taiwan bermasalah dan gagalnya penawaran sistem rudal Patriot yang diproduksi oleh produsen rudal, Raytheon ke Turki.
Meski sering menimbulkan masalah, Peneliti Senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Tom Karako mengatakan saat ini pasokan dan permintaan global pada rudal meningkat signifikan. Hal itu tentu memberi sinyal tentang era rudal baru bagi perusahaan yang menjual senjata ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah memasuki era rudal baru," katanya.
Sebagai produsen roket, SpaceX, United Launch Alliance, dan Virgin Orrbitals disebut-sebut juga akan digiring untuk membuat senjata perang, seperti rudal. Mengingat sejauh ini selain memproduksi roket untuk ke luar angkasa, produsen roket juga akan dipandu untuk membuat senjata perang.
Sejauh ini kekuatan rudal AS makin meningkat, mengingat teknologi di Negeri Paman Sam yang kian canggih. AS sendiri memiliki rudal kecil yang biasanya dapat menghancurkan tank militer, kecanggihan lainnya yakni bisa menghancurkan rudal lainnya.
(dna/dna)