Pelabuhan Internasional Patimban telah resmi beroperasi. Meski baru beroperasi fase 1, pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat itu diyakini memiliki banyak dampak positif bagi perekonomian.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Pelabuhan ini diharapkan menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang.
"Juga akan mengurangi traffic di Jakarta, karena tidak semua lagi akan melalui Tanjung Priok," ucapnya dalam acara Webinar, Selasa (29/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengatasi kemacetan di akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok, diyakini Pelabuhan Patimban juga dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan, khususnya yang berada di wilayah timur Jakarta.
"Sesuai dengan arahan Presiden, Pelabuhan Patimban akan disinergikan dengan pelabuhan Tanjung Priok dan juga pelabuhan di daerah Banten. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya logistik nasional, dan kita harapkan akan meningkatkan juga potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa," terangnya.
Luhut menerangkan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban dilakukan dalam 4 fase mulai dari 2018 hingga 2027. Fase pertama meliputi pembangunan terminal, breakwater, jembatan penghubung, terminal kendaraan dan akses jalan.
"Kapasitas fase 1 adalah 3,75 juta teus peti kemas dan kapasitas terminal mobil sebesar 280.000 mobil CBU per tahun. Nantinya direncanakan menjadi 7 juta teus peti kemas dan 600 ribu kendaraan pada fase 3 dan akan meningkatkan ekspor otomotif Indonesia ke pasar global," tambah Luhut.
Selain itu Pelabuhan Patimban akan dijadikan gerbang untuk pengiriman mobil listrik. Sebab di wilayah sekitar pelabuhan akan dibangun pabrik mobil listrik.
(das/ang)