Pandemi virus Corona (COVID-19) menyebabkan banyak sektor industri babak belur. Namun, tak sedikit industri yang mampu bertahan alias kebal virus Corona sehingga masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan pada kuartal III-2020 ada beberapa sektor industri yang masih tumbuh, mulai dari farmasi hingga makanan dan minuman.
"Sektor industri yang mengalami pertumbuhan positif di antaranya industri kimia, farmasi dan obat tradisional yang mengalami pertumbuhan sebesar hampir 15%, industri logam dasar sebesar 5,2%, industri pengolahan lainnya sebesar 1,5%, dan industri makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 0,60%," kata dia dikutip dari saluran YouTube FMB9, Rabu (30/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan sektor industri tersebut masih mampu berkontribusi besar terhadap ekspor, yang mana industri makanan dan minuman US$ 27,59 miliar, logam dasar US$ 20,82 miliar, lalu kimia, farmasi, dan obat tradisional US$ 11,85 miliar.
"Nilai ekspor sektor industri pada kurun waktu Januari sampai November 2020 sebesar US$ 118,23 miliar, ini meningkat sedikit dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 dan menghasilkan neraca surplus sebesar US$ 13,12 miliar.
Bahkan investasi di sektor industri tersebut masih menggeliat. Nilai investasi terbesar dicatatkan oleh industri logam dasar Rp 69,79 triliun, disusul industri makanan dan minuman Rp 40,53 triliun, industri kimia dan farmasi Rp 35,63 triliun.
"Adapun nilai investasi di sektor industri pada periode Januari sampai September 2020, sebesar Rp 201,9 triliun, atau naik 37% dibandingkan tahun 2019 yang dicatat sebesar Rp 147,3 triliun," paparnya.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional ( KPAII) Dody Widodo menambahkan bahwa sektor industri di atas mampu memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) nasional.
"Yaitu industri makanan dan minuman di mana dia memberikan share sekitar 7 persenan. Lalu industri kimia, farmasi itu memberi share sekitar 1,97%, industri barang logam memberi share sekitar 1,7an, industri alat angkut memberi share sekitar 1,2%, lalu industri tekstil dan pakaian jadi sekitar 1,2% juga," tambahnya.
(toy/zlf)