Bio Farma Jawab Kabar Vaksinasi yang Ditolak Ribka Tjiptaning

Bio Farma Jawab Kabar Vaksinasi yang Ditolak Ribka Tjiptaning

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 15 Jan 2021 07:50 WIB
Vaksin Corona dari Sinovac disimpan di Bio Farma usai tiba di Indonesia pada Minggu (6/12) malam. Sampel vaksin kemudian akan dites BPOM.
Bio Farma/Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Program vaksinasi COVID-19 telah dimulai yang ditandai dengan penyuntikan vaksin pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, tak semua orang setuju dengan vaksinasi ini.

Anggota Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning menyatakan menolak untuk divaksinasi. Ia memilih untuk membayar dendanya.

PT Bio Farma (Persero) pun buka suara menanggapi penolakan tersebut. Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan vaksinasi adalah program pemerintah. Menurutnya, tugas Bio Farma adalah mendukung kebutuhan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program vaksinasi ini adalah program pemerintah. Tugas BF (Bio Farma) dalam hal penyediaan vaksinnya, untuk mendukung kebutuhan pemerintah. Adalah tugas kita semua termasuk masyarakat untuk bisa mensukseskan program ini supaya bisa segera menangani pandemi ini," katanya kepada detikcom lewat pesan singkat, Kamis (14/1/2020).

Namun, Bambang belum memberi tanggapan soal bisnis obat yang disinggung oleh Ribka.

ADVERTISEMENT

Ribka Tjiptaning sebelumnya menyatakan menolak divaksinasi COVID-19. Dalam penolakannya itu, ia juga menyinggung soal bisnis obat.

Ribka sendiri mulanya menolak vaksinasi dan memilih untuk membayar sanksi.

"Saya tetap tidak mau divaksin (Corona) maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin. Saya udah 63 nih, mau semua usia boleh, tetap, di sana pun hidup di DKI semua anak-cucu saya dapat sanksi Rp 5 juta, mending gue bayar, mau jual mobil, kek," kata Ribka dalam rapat kerja (raker) Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di DPR RI, Jakarta, Selasa lalu (12/1/2021).

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Saat itu, Ribka Tjiptaning mengatakan Bio Farma belum mengeluarkan uji klinis ketiga terkait vaksin Corona. Ia kemudian menyoroti kejadian vaksin polio dan vaksin kaki gajah, yang disebutnya sempat memakan korban di Tanah Air.

"Bagaimana, orang Bio Farma juga masih bilang belum uji klinis ketiga dan lain-lain," ujarnya.

"Ini pengalaman saya, Saudara Menteri, ini saya omong lagi nih di rapat ini ya. Vaksin untuk antipolio malah lumpuh layu di Sukabumi. Terus anti-kaki gajah di Majalaya mati 12 (orang), karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk di Indonesia dengan 1,3 triliun, waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu, jangan main-main vaksin ini, jangan main-main," ungkap Ribka Tjiptaning.

Selanjutnya, Ribka menyinggung soal jualan obat. Bukan hanya itu, ia mewanti-wanti pemerintah untuk tidak berbisnis dengan rakyatnya.

"Dari Maret lalu saya udah ngomong dalam rapat ini, begitu COVID, ini ujung-ujungnya jualan obat. Jualan vaksin abis ini, karena sekarang sudah bukan masanya APD. Nanti habis ini obat ramai," ujarnya.

"Saya cuma ingatkan nih sama Adinda Menteri, nih. Negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya loh. Tidak boleh, mau alasan apa saja, tidak boleh. Saya yang paling kenceng nanti tuh memasalahkan itu," sambung Ribka.



Simak Video "Ribka Tjiptaning Tolak Vaksin Sinovac, Ini Respons Menkes"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads