Mimpi Mendag, Mobil Listrik Jadi Penyelamat Neraca Dagang RI

Mimpi Mendag, Mobil Listrik Jadi Penyelamat Neraca Dagang RI

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 29 Jan 2021 19:47 WIB
Mendag M Lutfi (Andhika Prasetia/detikcom)
Foto: Mendag Muhammad Lutfi (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, salah satu cara memperkuat neraca dagang Indonesia, utamanya setelah pandemi usai nanti, ialah mereformasi energi. Selama ini, Indonesia masih ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM), kondisi ini memicu defisit neraca perdagangan.

Reformasi energi itu dapat dilakukan dengan bahan bakar selain minyak pada kendaraan di Indonesia. Salah satu yang sedang dicanangkan adalah kendaraan listrik.

"Apa yang akan terjadi? Memang penyebabnya di situ akan menjadi langganan biasa. Yaitu terjadi defisit, itu karena kita mengimpor minyak dan gas, dan barang-barangnya. Nah ini kita bisa bereskan di dalam reformasi di energi kita juga. Salah satunya untuk menjadi jalan itu adalah perpindahan dari mesin mobil biasa yang kita punya sekarang itu, menjadi electric vehicle," ungkap Lutfi dalam konferensi pers virtual Trade Outlook 2021, Jumat (29/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, mimpi itu sedang diupayakan untuk bisa terwujud, salah satunya dengan rencana pembangunan pabrik baterai lithium untuk kendaraan listrik.

"Salah satunya untuk menjadi jalan itu adalah perpindahan dari mesin mobil biasa yang kita punya sekarang itu, menjadi electric vehicle. Bayangan saya, karena kita di depan ini berteknologi tinggi, dan lithium baterai akan diproduksi di Indonesia," tutur Mendag.

ADVERTISEMENT

Namun, untuk mewujudkan mimpi itu dibutuhkan waktu yang panjang. Akan tetapi, ia mengatakan kendaraan listrik atau mobil listrik itu bisa memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

"Mudah-mudahan 30% daripada mobil kita sebelum 2030 sudah mendapatkan bahan dari baterai lithium. Jadi kita mengimpor lebih sedikit migas, dan mudah-mudahan ini memperbaiki neraca perdagangan, dan juga neraca keuangan kita, defisit transaksi berjalan kita. Nah inilah cita-citanya 5-10 tahun ke depan," tutup Mendag.

(vdl/hns)

Hide Ads