Kurangi Impor, Swasta dan Akademisi Ciptakan Alkes Canggih

Kurangi Impor, Swasta dan Akademisi Ciptakan Alkes Canggih

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 17 Mar 2021 08:58 WIB
Pemerintah Kota Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi. Tes kali ini menggunakan alat yang lebih akurat berupa polymerase chain reaction (PCR). Agung Pambudhy/Detikcom. 

1. Penumpang Commuter line mengikuti test massal COVID 19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).
2. Sebanyak 300 penumpang kereta dipilih secara random mengikuti tes ini. 
3. Metode tes PCR adalah mengetes spesimen yang diambil dari dahak di dalam tenggorokan dan hidung lalu diswab. 
4. Tes ini dianggap paling akurat dibandingkan rapid test yang hanya untuk mendeteksi reaksi imun dalam tubuh.
5. Data terkini kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi telah mencapai 249 orang. Pasien sembuh corona 126, dalam perawatan 95, sedangkan meninggal 28 orang.
6. Test ini dibantu petugas dari RSUD Kota Bekasi dan Dinkes Kota Bekasi.
7. Sebelum masuk ke stasiun, penumpang lebih dulu menjalai tes PCR secara acak. Setelah itu, sampel lemdir dari hidung akan diuji di Labiratorium Kesehatan Kota Bekasi.
8. Hasil pemeriksaan ini diharapkan memberi gambaran kondisi penumpang ‎KRL apakah ada yang terpapar COVID-19 atau tidak.
9. Sebelumnya di KRL ada tiga orang yang dinyatakan positif virus COVID-19 berdasarkan hasil test swab PCR yang dilakukan pada 325 calon‎ penumpang dan petugas KAI di Stasiun Bogor. 
10. Sejumlah kepala daerah meminta pemerintah pusat untuk menstop operasional KRL guna menghambat penyebaran virus COVID-19
11. Hingga 4 Mei 2020 di Indonesia terdapat 11.587 kasus COVID-19 dengan kasus kematian 864 meninggal dan 1.954 sembuh.
12. Sampai kemarin pemerintah telah menguji 112.965 spesimen dari 83.012 orang di 46 laboratorium.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengembangan inovasi dalam upaya menciptakan alat kesehatan (alkes). Langkah strategis ini diharapkan dapat mendongkrak produktivitas sektor industri termasuk dalam kondisi pandemi saat ini.

PT Pharmindo Rimpang Kokoh (Pariko) dan Universitas Achmad Yani (Unjani) menciptakan alkes berteknologi canggih. Rektor Unjani Prof Hikmahanto Juwana mengatakan, Unjani banyak menghasilkan inovasi di bidang alkes sesuai hasil penelitian mahasiswaFakultas Kedokteran maupun teknologi manufaktur.

"Kerjasama ini bagian dari program triplehelix yang meliputi produsen, akademisi dan pemerintah. Hasil penelitian Unjani dapat dimanfatkan oleh industri," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, industri tidak mungkin melakukan produksi massal jika tidak ada demand. "Maka, kami harap pemerintah yang membuat demand untuk mendukung pengembangan produk alkes dalam negeri. Karena Unjani dibawah binaan TNI AD, kami berharap TNI AD bisa membuat pengadaan barang jasa dari produk hasil kolaborasi ini," katanya.

Sementara itu Direktur PT Pariko Teguh Tanuwidjaja mengatakan, pesan Presiden Joko Widodo agar Indonesia tidak tergantung produk impor, maka perlu ditingkatkan produk alat kesehatan dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Salah satunya alkes dengan inisiasi produk dalam negeri wajib dilakukan. Di bidang medis industri alkes masih sangat tertinggal apalagi yang canggih. Oleh karena itu, kami berusaha mengembangkan industri alkes yang bisa dipakai di rumah sakit dengan berbasis sains atau berteknologi canggih bahkan berkualitas ekspor dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk alkes," ujarnya.

Produksi alkes yang didedikasikan untuk kemanusiaan, lanjut Teguh, maka aspek ilmiah sangat dibutuhkan agar produk alkes berkualitas dan memberi keamanan bagi masyarakat.

"Hasil penelitian ilmiah, baik alumni maupun mahasiswa Unjani sangat dibutuhkan. Sebagai sumbangsih bagi industri untuk mendukung pembuatan produk alkes dalam negeri. Jadi, hasil kuliah selama di Unjani bisa diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujarnya.


Hide Ads