Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan langkah pemerintah dalam menghadapi gelombang ketiga COVID-19 yang terjadi di beberapa negara, yang membuat terbatasnya vaksin.
Seperti diketahui negara-negara di Eropa maupun India, dan Filipina tengah terjadi kenaikan kasus gelombang ketiga. " Dengan adanya third wave negara seperti Amerika Serikat misalnya, malarang eksport vaksin, Inggris juga membatasi, bahkan sekarang China juga sudah ada tekanan untuk membatasi," jelas Airlangga dalam acara peluncuran sebuah laman informasi Vaksin, Minggu (11/4).
"Dengan demikian, penting bagi Indonesia untuk multi-sourcing, tidak tergantung pada satu, dan kita sudah memperoleh akses pada empat jenis vaksin yang berbeda. Tentunya kita berharap bahwa apa yang dijanjikan bisa dikirim dengan sesuai apa yang dijanjikan, sehingga jadwal vaksinasi bisa tercapai," ujar Airlangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai Astrazaneca, Airlangga mengatakan Indonesia mendapatkannya dari Korea dan India. Sementara diketahui India menghentikan pasokan karena digunakan untuk kebutuhan dalam negerinya. " Kita harap yang dari Korea bisa terus mensuplai, tentang yang dari India itu menjadi catatan pemerintah. Kita juga dorong vaksin dalam bentuk bulk dari Sinovac itu sesuai schedule," ujarnya.
Airlangga masih optimis vaksinasi seluruhnya sampai saat ini masih dalam jadwal yang diharapkan pemerintah.
Pemerintah menargetkan sebanyak 70 juta penduduk Indonesia sudah tervaksin di Juni-Juli 2021. Saat ini, kata Airlangga, imunisasi vaksin sudah mencapai 13 juta penduduk dari target total 182juta. Airlangga optimis apabila semua itu bisa terlaksana, maka pemulihan ekonomi nasional bisa lebih cepat.
"Nah, kalau ini semua bisa dilaksanakan, maka tentu kepercayaan masyarakat itu tumbuh," katanya.
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini menegaskan meski penambahan kasus aktif sudah menurun, pandemi belum berakhir. Airlangga mengatakan pemerintah akan tetap melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini sudah melibatkan 20 Provinsi.
"Tentunya dengan demikian mobilitas tetap harus memenuhi protokol kesehatan. Demikian pula di tempat-tempat umum, termasuk di mall, kemudian di pertemuan, seluruhnya masih berkapasitas 50 persen," kata Airlangga.
"Jadi walaupun kita lihat bahwa terjadi penurunan kasus, penambahan kasus aktif sudah single digit; demikian pula kesembuhan sudah 88 persen; jadi di atas global, namun pandemi belum berakhir. Jadi kita tidak boleh gegabah untuk menganggap bahwa pandemi sudah selesai," ungkapnya.
(dna/dna)