RI Impor Garam 3 Juta Ton, Berapa yang Sudah Masuk?

RI Impor Garam 3 Juta Ton, Berapa yang Sudah Masuk?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 02 Mei 2021 16:28 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat importasi garam masih berlangsung ke dalam negeri sepanjang triwulan I-2013. Tercatat impor garam sebesar 465.000 ton atau senilai US$ 21,5 juta. File/detikFoto.
Ilustrasi Garam Impor (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengalokasikan impor garam untuk industri 3 juta ton pada tahun ini. Sejauh ini yang sudah masuk ke Indonesia sebanyak 400 ribuan ton. Kuota impor garam sendiri ditetapkan dalam rakortas yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Nah impor sendiri ini kan kemarin di hasil rakortas ini kan di awal Januari diputuskan, jadi proses impor itu kan 1 bulan. Jadi ini baru 2 bulan lah, ini sekitar baru 400ribuan (ton) yang sudah masuk," Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono saat dihubungi detikcom, Minggu (2/5/2021).

Dijelaskannya, sebagian masih berproses dan ada yang sedang dalam perjalanan dari negara eksportir garam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan ada yang masih dalam perjalanan, itu kan lama ya, ada yang dari Australia, ada yang dari India, ada beberapa negara yang besar lah yang produsen. Nah seperti itu, memang belum begitu banyak," sebutnya.

Industri yang mendapat alokasi impor pun bisa saja tak memenuhi kuota 3 juta ton. Hal itu tergantung bagaimana perkembangan ke depannya terkait kebutuhan masing-masing industri.

ADVERTISEMENT

Tapi pemerintah dalam menetapkan kuota impor 3 juta ton sudah melalui perhitungan dan pembahasan panjang. Menurutnya beberapa sektor industri pengguna garam mulai menambah kapasitas produksinya, dari industri chlor alkali plant (CAP) hingga makanan.

"Dalam pelaksanaannya, mereka kan menghitung. Artinya kalau memang mereka sudah cukup bahan bakunya, mereka kan nggak akan mau impor banyak-banyak untuk bahan baku yang idle (nganggur) gitu lho," sebutnya.

Jadi, dalam hal ini pemerintah hanya memberikan jaminan atas kebutuhan bahan baku yang kemungkinan akan meningkatkan seiring bertambahnya kapasitas produksi. Bahkan bisa saja nantinya kebutuhan impor garam industri meningkat dari sebelumnya 3 juta ton.

"Kalau umpamanya tiba-tiba (kebutuhan garam) naik harus ada antisipasinya juga. Jadi tidak menutup kemungkinan ada pergeseran, tetapi sementara ini kita sepakati kuotanya 3,077 (juta ton) tadi dulu. Tidak menutup kemungkinan ada tambahan," tambah Fridy.

(toy/dna)

Hide Ads