Arab Saudi memberikan syarat untuk jemaah umroh-haji harus sudah divaksin sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Masalahnya, tidak semua merek vaksin itu ada di Indonesia.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan saat ini baru satu vaksin yang tersertifikasi oleh WHO dan ada di Indonesia, yaitu AstraZeneca. Dia berharap vaksin Sinovac yang jumlahnya lebih mendominasi bisa menyusul dan digunakan oleh jemaah haji Indonesia.
"Tapi memang kita juga lagi proses seperti Sinopharm itu sudah dapat UEL (Emergency Use Listing) dari WHO. Sinovac juga lagi proses, ada satu data lagi diminta WHO tapi mereka optimis minggu pertama atau kedua Juni mereka akan dapat EUL dari WHO," kata Honesti dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Honesti berharap Arab Saudi tidak lagi membatasi beberapa merek vaksin tertentu saja untuk jemaah umroh-haji. Pasalnya, tidak semua negara bisa memperoleh jenis vaksin yang disyaratkan tersebut.
"Jadi perlu diplomasi antar negara dan Kamis sudah didiskusikan dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN dan Kementerian Agama biar diplomasi jadi pertimbangan bagi pemerintah Saudi memberikan tambahan approval," tuturnya.
Opsi lainnya, Bio Farma mengusulkan jemaah haji asal Indonesia yang pernah menerima vaksin Sinovac untuk kembali divaksin dengan AstraZeneca demi memenuhi syarat dari Arab Saudi jika dimungkinkan.
"Tentu harus mendapat pertimbangan dari ahli," ujar Honesti.