Karyawan Pabrik Gula Ini Demo Tuntut Proses Giling Dimulai

Karyawan Pabrik Gula Ini Demo Tuntut Proses Giling Dimulai

Dian Utoro Aji - detikFinance
Rabu, 23 Jun 2021 14:49 WIB
Karyawan pabrik gula di Kudus demo tuntut segera proses giling
Foto: Dian Utoro Aji/detikcom
Kudus -

Karyawan Pabrik Gula (PG) Rendeng Kudus, Jawa Tengah menggelar aksi demo menuntut agar pabrik segera melakukan proses giling tebu. Sebuah alat berat pun disegel di tengah-tengah kawasan pabrik.

Pantauan di lokasi puluhan karyawan menggelar aksi di halaman PG Rendeng, Rabu (23/6/2021) pukul 09.00 WIB. Mereka berjajar berjaga jarak melakukan aksi demo.

Tampak sebuah alat berat pun terparkir di tengah-tengah karyawan saat menggelar aksi. Alat berat tersebut pun terdapat sejumlah tulisan tuntutan agar PG Rendeng segera giling tebu "EPCC Medot Janji Koyo Mantanku, Rendeng Menolak Punah," hingga ada "Jangan matikan rezeki kami, matikan saja mantan kamu".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu di kantor PG Rendeng pun dipenuhi tulisan. Mereka meminta kepada pihak ketiga agar menyelesaikan revitalisasi dan PG Rendeng segera melakukan giling tebu.

Seperti diketahui PG Rendeng sedang dilakukan revitalisasi pembangunan sejak tahun 2017. Revitalisasi itu bertujuan meningkatkan kapasitas produksi pabrik dari 2.500 menjadi 4.000 ton cane day (TCD).

ADVERTISEMENT

Ketua Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan Unit Kerja PG Rendeng Rendeng Ediwantoro mengatakan aksi demo tersebut merupakan spontanitas. Karena adanya revitalisasi belum selesai berakibat proses giling tebu musim ini belum dimulai.

"Ini aksi spontan menuntut penyelesaian alat-alat (di pabrik tebu) dan kompensasi buat kita, karena kemunduran giling ini. Kita banyak peluang yang hilang terutama BBT bahan baku tebu, serta SDM, nanti kompensasinya buat kita apa, itu yang kita tuntut karena kita sebagai karyawan," kata Edi kepada wartawan ditemui di lokasi siang ini.

"Memang sawah ladang kita memang untuk memproduksi gula. Kalau sampai ini tidak giling tahun depan bagaimana nasib kita," sambung dia.

Dia mengatakan rencana selesai revitalisasi pada tahun 2020. Namun nyatanya hingga sekarang belum juga selesai. Disebutkan uji coba giling tebu tahun 2020 pun gagal.

"Ini sudah terlewat, karena dulu commissioning (uji coba) ternyata gagal tahun 2020, dan ini tahun 2021, itu tidak mencapai commissioning. Tuntutan segera giling, ini menjanjikan 27 Juni 2021 ini kita tunggu," ungkapnya.

Edi pun menuntut agar ada kompensasi kepada para karyawan. Sebab menurutnya banyak kehilangan kepercayaan petani terhadap PG Rendeng. Apalagi sejumlah pabrik tebu di wilayah Kudus sudah mulai giling sejak April 2021 lalu.

"Kita juga tuntut kompensasi, itu jelas kehilangan kepercayaan petani, terus pendapatan kita juga berkurang, karena kita tidak memproduksi sudah tahun sebelumnya (sejak 2020) musim giling ini, karena banyak dari pabrik gula di sebelah, Pati Raya sudah. melakukan giling di awal April lalu sampai bulan ini. PG Rendeng belum juga melakukan giling karena peralatan mereka selalu uji coba gagal, dan sampai saat ini belum ada pengakuan kalau mereka gagal," terang dia.

Apa respons perusahaan? langsung klik halaman berikutnya.

Tonton juga Video: Gaduh Stok Gula Rafinasi Langka di Jawa Timur

[Gambas:Video 20detik]



Kesempatan yang sama Direktur Operasi PT Barata, Boby Sumardiyat mengatakan berkomitmen untuk segera menyelesaikan permasalahan revitalisasi di PG Rendeng yang tidak kunjung usai. Dia pun berjanji pada akhir bulan ini PG Rendeng sudah bisa giling.

"Prinsipnya teman-teman PG Rendeng semangatnya luar biasa, pengennya harus giling tahun ini. Karena PG Rendeng terutama masyarakat petani, kami komit dari permasalahan yang ada kita upayakan sebagaimana yang ada. Insya Allah hari ini atau besok, sehingga dalam beberapa hari, tanggal 27 bisa menyatakan PG Rendeng siap giling," ungkap Boby kepada wartawan ditemui di lokasi.

Boby menjelaskan ada permasalahan teknis yang menyebabkan PG Rendeng tidak kunjung rampung. Dia pun berjanji pad 30 Juni 2021 PG Rendeng agar segera giling tebu. Terkait dengan kompensasi pihak konsorsium PT Wijaya Karya (Wika)-PT Barata Indonesia membahas terkait tuntutan kompensasi bagi karyawan.

"Masalahnya teknis, intinya masalah di pabrik tebu ada power plane dan ada proses penggilingan tebu sampai pembuatan gula kristal. Jadi permasalahan di power plane itu belum berhasil stabil itu saja. Kita beri kepastian tanggal 30 Juni 2021 sudah giling," kata Boby.

"Terkait kompensasi kita akan bicarakan," tambahnya.


Hide Ads