Beberapa hari yang lalu, obat Ivermectin yang disebut sebagai obat terapi COVID-19 menjadi bahan pembicaraan. Ternyata harga obat ini dibanderol sangat murah meriah hanya Rp 5.000-Rp 7.000 per tabletnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dia mengatakan, obat Ivermectin telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Ivermectin satu butir harganya sangat murah pertabletnya Rp 5000- Rp 7.000. Hari ini juga kami ingin menyampaikan obat Ivermectin obat antiparasit sudah keluar hari ini sudah mendapatkan izin BPOM," papar Erick Thohir dalam konferensi pers secara virtual, dikutip detikcom Sabtu (26/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, obat tersebut direncakan akan diproduksi sebanyak 4 juta per bulan. Erick berharap, dengan adanya obat ini dapat menekan lonjakan kasus COVID-19.
"Obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma ini, pada saat ini kita sudah mulai produksi Insyaallah dengan kapasitas 4 juta sebulan. Ini bisa menjadi solusi juga untuk bagaimana penerapan daripada COVID-19 ini kita bisa tekan secara menyeluruh ," jelasnya.
Erick menegaskan obat Ivermectin ini bukan obat COVID-19 tetapi obat terapi COVID-19. "Kami tegaskan ini obat terapi ini bukan obat COVID-19 tetapi bagian dari salah satu terapi," tegasnya.
Ivermectin ini diklaim bisa menjadi obat dalam untuk terapi COVID-19 yang bisa menurunkan dan mengantisipasi penularan.
"Saya dapatkan kabar saya rasa cukup gembira, bahwa dalam terapi daripada penyembuhan, mengantisipasi untuk menjaga diri kita sehingga penularan bisa diturunkan, Ivermectin ini dianggap dalam terapi-terapi cukup baik. Karena berdasarkan jurnal-jurnal kesehatan mereka sudah mendapatkan hasilnya dan tentu ini kita sudah lakukan uji stabilitas kemarin," tambahnya.
Erick menjelaskan untuk penggunaannya, terapi ringan dalam lima hari cukup memakan obat Ivermectin pada hari pertama, ketiga dan kelima dengan 2-3 butir obat per hari. Selanjutnya, jika terapi sedang dianjurkan meminum obat lima hari berturut-turut.
Dia juga berharap dengan pengadaan obat melalui anak perusahaan BUMN bisa membantu memudahkan masyarakat mendapatkan obat yang murah terutama di daerah-daerah terpencil.