Kemenperin Klaim Stok Oksigen Aman di Tengah Kelangkaan Tabung

Kemenperin Klaim Stok Oksigen Aman di Tengah Kelangkaan Tabung

Siti Fatimah - detikFinance
Selasa, 29 Jun 2021 05:30 WIB
Lonjakan kasus COVID-19 di tanah air berimbas pada tingkat ketersediaan alat bantu pernafasan tabung gas oksigen. Di beberapa pusat penjualan alat kesehatan pun harganya ikut melonjak bahkan kehabisan stok.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Beberapa hari terakhir, permintaan terhadap tabung oksigen meningkat tajam. Di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, stok tabung gas oksigen sudah kosong sejak tiga hari lalu.

Sedangkan di Pasar Manggis, pedagang mengaku kesulitan untuk mengisi stok tabung gas oksigen yang baru dan secara bersamaan stok isi ulang oksigen pun mulai menipis.

"Kesulitan. Kalau tabung baru sudah hampir kosong, saat ini kami menanyakan untuk restock dari pabrik tapi lagi kosong," kata Ervan, pemilik Oxygen Medical saat dihubungi detikcom, Senin (28/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim stok oksigen di tanah air mencukupi untuk kebutuhan rumah sakit. Hal tersebut diungkapkan Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin, Fridy Juwono.

"Nah kita concern itu isinya (oksigen), isinya nggak ada masalah. Kita dari Kemenperin ketersediaan oksigen dari pabrik-pabrik existing saat ini bisa mencukupi kebutuhan itu," kata Fridy kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Dia menuturkan, stok oksigen akan tercukupi karena Indonesia memiliki stasiun pengisian yang tersebar di daerah-daerah. Meski begitu, Fridy tak menjabarkan stok tersebut bertahan berapa lama.

"Banyak, itu ada banyak, di tiap daerah itu punya filling station, distributornya ada. Ketersediaan untuk rumah sakit besar-besar itu ada, karena kan rumah sakit stand by terus, alat rumah sakit sudah diinstalasi pakai itu semua," tuturnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Perihal kelangkaan tabung gas oksigen, Fridy mengakui, Indonesia sampai saat ini belum memiliki pabrik pembuat tabung gas oksigen.

"Kita memang botol itu tetap kita impor, karena kita nggak ada pabriknya ya, kalau abis kita beli lagi. Yang tertunda kita perlancar, hanya itu saja yang bisa kita lakukan," sambungnya.

Pihaknya mendorong jika tabung gas oksigen mengalami kelangkaan di pasaran, maka distributor diharapkan segera melakukan importasi. Mengingat, kata dia, tabung gas oksigen bukanlah barang lartas.

"Tidak ada pengaturan atau pembatasan, pasti pedagang itu sudah melakukan importasi itu. Begitu kosong mereka pasti pengadaan, sama lah dengan barang-barang yang lain. Mereka secara otomatis dilihat bisnis itu peluang untuk mereka," jelasnya.

Fridy mengimbau agar masyarakat tidak panik akan kehabisan oksigen. Saat ini pihaknya memfokuskan ketersediaan oksigen untuk penanganan secara medis.

"Yang penting infokan ke masyarakat oksigen kita cukup, nggak ada masalah. Karena oksigen bisa dipakai medis dan nonmedis, kita sekarang mendorong oksigen penyiapan untuk medis diutamakan. Jadi utilisasinya sekarang sudah didorong 100%," pungkasnya.


Hide Ads