Kasus COVID Belum Jinak, Stok dan Harga Alkes Gimana?

Kasus COVID Belum Jinak, Stok dan Harga Alkes Gimana?

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 09 Jul 2021 11:41 WIB
Melonjaknya kasus COVID-19 berimbas pada tingginya permintaan akan kebutuhan vitamin dan alat kesehatan. Penjualan di Pasar Pramuka Jakarta meningkat hingga 50 persen.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Kasus COVID-19 di Tanah Air masih tinggi. Alat kesehatan menjadi barang yang paling banyak dicari, seperti masker, alat pelindung diri (APD), dan alat kesehatan lainnya. Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) mengatakan saat ini permintaan alat kesehatan melonjak hingga 50%.

"Permintaan ada peningkatan lumayan tinggi sesuai kebutuhan teman-teman di lapangan juga. Peningkatannya 40-50% dan yang paling banyak dicari APD, masker, ventilator," jelasnya Kepala Bidang I Promosi Produk Dalam Negeri Aspaki Erwin Hermanto, kepada detikcom, Jumat (9/7/2021).

Mengingat tingginya permintaan, Erwin juga dipastikan tidak ada lonjakan harga untuk alat-alat kesehatan. "Kalau produk seperti masker, APD, itu tidak ada lonjakan," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkap untuk menghadapi lonjakan permintaan yang kini signifikan, bahan baku dalam negeri untuk masker hingga APD juga terkendali. Bahkan dia mengatakan sudah melebihi kapasitas produksi.

"Bahan baku masker aman tidak ada kendala sama sekali, APD juga aman tidak seperti tahun lalu. Bahkan menurut kami kapasitas produksi dalam negeri ini sudah lebih jauh melampaui kebutuhan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Hal itu bisa terjadi karena produsen mengaku sudah belajar dari kejadian tahun lalu di mana terjadi kelangkaan dan harga masker yang melonjak.

"Industri dalam negeri sejak kejadian tahun lalu itu sudah banyak membenahi jadi kami tidak masalah saat ini," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya saat ini tidak perlu ada impor untuk alat kesehatan karena produksi dalam negeri sudah mencukupi.

"Kalau kami sisi asosiasi produsen posisi kami jangan impor. Karena toh produksi dan stok dalam negeri sudah mencukupi tapi kembali lagi ini kan tergantung dengan kebijakan pemerintah saat ini," pungkasnya.

Di lapangan, berdasarkan pantauan detikcom di salah satu apotek Bintaro, Tangerang Selatan, masker untuk merek Golden Care dijual dengan harga Rp 40.000/kotak (isi 50). Harga itu diklaim tidak mengalami kenaikan meski ada lonjakan kasus COVID-19.

Lain merek juga lain harga, untuk masker merek Solida dijual dengan harga Rp 83.000/kotak (isi 50). Sedangkan duckbill dijual lebih mahal yakni Rp 186.000/kotak (isi 50).

Berbeda dengan pedagang yang ditemui di pinggir jalan wilayah Jurang Mangu, masker yang dijual rata-rata lebih murah. Untuk masker merek Rhino misalnya, dijual dengan harga Rp 20.000/kotak, merek Nano dijual Rp 25.000/kotak, DMS Care Rp 30.000/kotak, hingga paling mahal duckbill dengan harga Rp 70.000/kotak yang masing-masing isinya 50.

Sementara, saat ini yang terkendala yakni tabung oksigen. Karena langka dan permintaan yang melonjak harga juga melambung tinggi. Sebelum meledak kasus COVID-19 untuk tabung berukuran tersebut itu dijual antara Rp 500 ribu-Rp 600 ribu.

Untuk menjaga ketersediaan tabung oksigen, penjual pun membatasi penjualan per orang hanya diperbolehkan membeli 2-3 tabung oksigen.

"Iya dibatasi paling banyak 2-3 pcs per orang. Harga tabung gas yang kecil itu kita sekarang udah Rp 1 juta yang ukuran 1 m³, yang 1 ½ kita nggak ada stok, kalau yang 2 m³ Rp 1,7 juta," tutur Ervan, pedagang tabung oksigen di Pasar Manggis.

Kemudian, di salah satu toko online harga tabung oksigen ukuran 1 m³ ada yang dibanderol Rp 2,4 juta-Rp 5,4 juta. Sementara itu, untuk ukuran 2 m³ dijual pada kisaran harga Rp 5,5 juta-Rp 11 juta.

Lalu di toko online lainnya, tabung oksigen dengan ukuran 1 m³ dibanderol dengan kisaran harga Rp 850.000-Rp 2,2 juta.


Hide Ads