Vaksin Merah Putih produksi Biotis Pharmaceuticals Indonesia-Universitas Airlangga (Unair) rencananya dijual di bawah US$ 5 atau Rp 71.000 (kurs Rp 14.200). Vaksin tersebut ditargetkan mulai produksi pada semester II-2022.
"Mudah-mudahan kami bisa melakukan atau mengembangkan vaksin/memproduksi vaksin dengan harga yang affordable (terjangkau) ya, mudah-mudahan kurang dari US$ 5," kata Direktur Utama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, FX Sudirman dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (15/9/2021).
Dia meyakini dengan harga tersebut akan semakin banyak masyarakat yang bisa mendapatkan vaksinasi yang ditanggung oleh pemerintah, tentunya dengan anggaran yang lebih sedikit dibandingkan belanja vaksin tahun ini. Pemerintah sendiri menganggarkan Rp 54,46 triliun untuk belanja vaksin tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu dia menjelaskan saat ini vaksin yang mereka produksi sedang tahap uji praklinik fase II, dan diharapkan selesai 30 September.
"Sehingga bulan depan kami bisa mendapatkan hasil preklinik dan bisa mempersiapkan untuk persiapan uji klinik fase I 100 orang, fase II 400 orang, dan fase III 3.000 orang. Mudah-mudahan kami bisa melewati semua tahapan ini dengan baik," papar Sudirman.
Di sisi lain, Biotis-Unair juga telah mempersiapkan sarana produksi downstream (fill and finish) yang memenuhi persyaratan CPOB. Pihaknya sudah mendapatkan CPOB pada 18 Agustus yang lalu.
Kemudian pihaknya juga menyiapkan sarana produksi upstream, meliputi persiapan media preparation, cell & virus propagation, kemudian BSL3 facilities.
"BSL3 facilities ini harus kita lakukan karena kami membuat vaksin dengan virus yang berbahaya, virus hidup, harus dilakukan dengan sangat hati-hati di bawah fasilitas produksi biosafety level 3. Kemudian kita juga harus mempersiapkan formulation dan bulk filling facility yang memenuhi tentu syarat CPOB," tambahnya.
Lihat juga Video: Menilik Tahapan Pengujian Vaksin Merah Putih Buatan Unair