Penyebaran COVID-19 varian delta turut menahan pemulihan ekonomi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Hal ini karena adanya pembatasan yang membuat mobilitas masyarakat tertahan dan ekonomi kembali tertekan.
Sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menjadi salah satu sektor yang mengalami pukulan keras baik di pasar domestik maupun pasar global.
Padahal dari kajian IEB Institute disebutkan sektor TPT ini berperan penting terhadap perekonomian Indonesia melalui kontribusinya kepada produk domestik bruto, ekspor dan penyerapan tenaga kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2020 kontribusi sektor TPT Indonesia terhadap total PDB nasional tahun 2020 sebesar 1,21%. Kemudian kontribuksi ekspor TPT terhadap total ekspor turun menjadi 6,12%.
Dari sisi total tenaga kerja sektor TPT ini berada pada kisaran 3 juta pekerja yang mencakup sekitar 2-3% dari total tenaga kerja Indonesia.
Akibat pandemi, industri TPT ini tertekan dari sisi permintaan, suplai dan distribusi karena kelangkaan kontainer. Hal ini turut mengerek harga. Pada 2020 ekspor TPT hanya sebesar US$ 10,55 miliar minus 17,7% dibandingkan 2019. Terjadi di berbagai produk segmen benang minus 27,3% yoy, kain minus 15,7% dan pakaian jadi 15,1%.
"Penurunan yang paling terasa adalah pada pakaian jadi yang porsinya 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Namun masih tertolong oleh permintaan APD untuk penanganan COVID-19," tulis kajian IEB Institute, dikutip Kamis (16/9/2021).
Kemudian dari data penjualan ekspor per tahun terlihat jika eksportir masih berada di survival mode. Termasuk untuk eksportir besar. Lalu untuk eksportir menengah juga mengalami penjualan yang signifikan dan membuat mereka turun kelas.
"Eksportir TPT kelas kecil paling merasakan dampak, sehingga harus rela keluar dari pasar ekspor," tulisnya.