Industri Perkapalan Ikut Nikmati Naiknya Harga Batu Bara, Begini Datanya

Industri Perkapalan Ikut Nikmati Naiknya Harga Batu Bara, Begini Datanya

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 10:49 WIB
Angkutan Batu Bara
Foto: Angkutan Batu Bara (Istimewa/BNM)
Jakarta -

Perdagangan komoditi batu bara sejak awal 2021 terus menjadi salah satu yang top dalam bidang energi. Di tengah maraknya aksi beberapa negara maju dan lainnya mengusung energi non-karbon, batu bara tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Akan tetapi, posisi yang menguntungkan tersebut membuat batu bara rentan terdampak efek ambil untung (profit taking).

Direktur utama PT. Batulicin Nusantara Maritim (BNM), Yuliana menyampaikan bahwa di awal September yang lalu, nilai saham PT. BNM mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat efek dari profit taking tersebut. Tercatat akhir Agustus perusahaan dengan kode saham BESS tersebut berada pada posisi Rp 760,00 dan turun menjadi Rp 690,00 di tanggal 3 September.

"Dari kami sendiri hal tersebut dapat dimaklumi karena harga batu bara terus menggila dan para investor pun langsung mengambil keuntungan tersebut. Selain itu, mengapa banyak dari mereka melakukan profit taking yaitu disebabkan kekhawatiran adanya penurunan demand batu bara ini akibat upaya Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk mencari alternatif energi baru yang ramah lingkungan," ujar Yuliana pada Selasa (21/09/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Yuliana yakin bahwa hal tersebut di saat ini tidak menjadi ancaman yang serius bagi batu bara sebagai primadona di sektor energi di Indonesia.

"Selama lima hari terakhir ini saja, harga saham PT. BNM mengalami pergerakan fluktuatif yang naik akibat produksi batu bara yang kembali meningkat akibat dari permintaan yang kembali meningkat dan harga batu bara kembali naik. Kegiatan transportasi angkutan batu bara PT. BNM ikutan naik," kata Yuliana.

ADVERTISEMENT

Yuliana mengungkapkan bahwa potensi harga batu bara akan kembali naik dikarenakan perekonomian China yang semakin membaik, melihat negara tirai bambu tersebut merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia.

"PT. BNM optimis komoditi batu bara tidak akan berada pada posisi yang down, apalagi sebentar lagi sebagian besar negara di dunia belahan Utara akan menghadapi musim dingin," kata Yuliana.

Trakhir Yuliana mengatakan bisa jadi batu bara akan berada level tertinggi dalam lima tahun terakhir dan itu bisa ditembus di tahun ini. Sehingga hal tersebut tentu akan menaikkan tingkat arus logistik batu bara dan berdampak baik bagi profit PT. BNM kedepannya.

(dna/dna)

Hide Ads