Xiaomi Indonesia secara resmi telah menaikkan harga di empat produk smartphone nya sebesar Rp 100 ribu gegara krisis chipset yang melanda industri teknologi. Kabar tersebut diumumkan melalui akun instagram @xiaomi.indonesia.
Berdasarkan pantauan detikcom di Mal Ambassador, Selasa (12/10/2021) harga Xiaomi pun sudah efektif naik. Misalnya untuk tipe Redmi 9C (2GB+32GB) menjadi Rp 1.449.000 sedangkan untuk tipe Redmi 9C (3GB+32GB) menjadi Rp 1.649.000.
"Iya ada yang naik tapi sebagian, budgetnya ada berapa nanti kita carikan yang sesuai," kata salah seorang penjual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beralih ke toko Samsung, pegawai setempat menuturkan saat ini belum ada kenaikan harga ataupun rencana menaikkan harga jual Samsung. Harga yang ada di sana masih tergolong standar, kalaupun ada harga yang tinggi karena termasuk series premium.
"Sekarang masih stabil nggak ada kenaikan atau turun harga. Ke depan juga kita belum ada kabar, gimana dari perusahaannya. Yang harganya naik itu series premium, paling ada cashback dari smartphone premium kaya Samsung series flip dan lain-lain," kata Alif.
Senada dengan itu, Handika, penjual smartphone VIVO pun mengatakan serupa. Sejauh ini, VIVO belum ada kenaikan harga. Dia mengatakan, VIVO cenderung mengalami penurunan harga. Terkait krisis chip, dia berpendapat akan lebih berpengaruh pada penjualan laptop dan sejenisnya.
"Kalau VIVO standar semuanya harga sama. Jadi yang di brosur itu udah sesuai sama SOP. VIVO jarang naik, kebanyakan turun. Soal langka chip, kalau hp nggak terlalu ngaruh sih, yang paling berpengaruh itu kalau di laptop," tutur Handika.