Anak Usaha Pupuk Ekspor 1,75 Juta Ton hingga September, ke Mana Saja?

Anak Usaha Pupuk Ekspor 1,75 Juta Ton hingga September, ke Mana Saja?

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 23 Okt 2021 06:45 WIB
Antisipasi kelangkaan pupuk sekaligus memenuhi kebutuhan petani jelang musim tanam, Pupuk Kaltim menyiapkan pupuk Urea non subsidi.
Foto: Dok. Pupuk Kaltim
Jakarta -

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) hingga September 2021 telah mengekspor 1,75 juta ton atau 103% dari target RKA 1,71 juta ton. Angka ini juga mencapai 101% dari volume ekspor sampai September 2020 sebesar 1,74 juta.

Pasar Urea Pupuk Kaltim mayoritas di negara-negara Asia Tenggara sebesar 67%, disusul Asia Selatan, Asia Timur, Australia, Meksiko, Amerika Latin, dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan untuk pasar Amoniak, didominasi negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, Cina, Jepang, Korea Selatan dan India.

"Untuk memperlancar aktivitas ekspor, Pupuk Kaltim menerapkan inovasi teknologi berbasis industri 4.0, seperti Artificial Intelligence dan metode forecasting sebagai strategi Perusahaan dalam mendukung proses produksi, distribusi serta kinerja secara berkesinambungan," ujar Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman, Sabtu (23/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kinerja ekspor anak usaha Pupuk Indonesia ini juga diganjar penghargaan Primaniyarta 2021 kategori Eksportir Produk Hi-Tech dari Kementerian Perdagangan. Penghargaan diterima Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman, dari Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi pada Trade Expo Indonesia Digital Edition 2021 di Jakarta pada Kamis (21/11).

Beberapa strategi penunjang di antaranya Sistem Prediksi Harga melalui implementasi Artificial Intelligence (AI) untuk proses pengembangan dan penetrasi pasar ekspor. Kemudian Distribution Planing and Control System (DPCS), berupa inovasi geospasial teknologi dan Internet of Things (IoT) untuk optimalisasi distribusi yang mendukung proses perencanaan penjualan pupuk ekspor.

ADVERTISEMENT

Dari sisi fasilitas, Pupuk Kaltim menerapkan pelabuhan berwawasan lingkungan berdasarkan aspek Green Port Guideline dan Rating Tool, sesuai ketetapan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Pengelolaan dan pengoperasian Terminal Khusus (Tersus) Pupuk Kaltim juga didasari keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang mengatur lokasi serta posisi pelabuhan beroperasi.

Saat ini Pupuk Kaltim juga didukung lima dermaga dengan kapasitas penyimpanan sebesar 315 ribu ton untuk Urea Bulk Storage dan Amoniak 92 ribu ton. Berbagai langkah pengelolaan pelabuhan berwawasan lingkungan juga dilaksanakan Pupuk Kaltim secara kontinyu, serta melalui sesmen untuk mengukur tingkat pencapaian implementasi Green Port di seluruh area Tersus Pupuk Kaltim.

"Pupuk Kaltim juga memiliki Port Reception Facilities untuk pengelolaan limbah sampah dari kapal, serta pohon pelindung tanaman yang dapat mereduksi kebisingan dengan kualitas udara ambient yang sesuai baku mutu," terang Qomaruzzaman.

Strategi penunjang lainnya, Pupuk Kaltim menerapkan aplikasi iPortLog, untuk melakukan monitoring proses pengapalan secara online dan realtime, yang sekaligus mempercepat proses bisnis di pelabuhan. Seluruh aktivitas juga dijalankan sesuai pedoman penerapan protokol kesehatan Covid-19, sehingga keberlangsungan proses bisnis dijamin berjalan aman dan terkendali.

"Semua aktivitas dimonitor langsung secara realtime, untuk memastikan proses sesuai aturan dan berjalan aman," lanjut Qomaruzzaman.

Dirinya menekankan inovasi teknologi merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas dan kemajuan perusahaan, sekaligus memperluas potensi pasar secara global.

"Dengan memperkuat inovasi teknologi, secara tidak langsung turut mendorong produktivitas Perusahaan dan nilai tambah produk. Hal ini jelas berdampak positif terhadap pencapaian target dan potensi pasar secara nyata," tambah Qomaruzzaman.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, mengungkapkan penghargaan Primaniyarta merupakan apresiasi tertinggi Pemerintah atas prestasi para eksportir nasional dalam meningkatkan nilai ekspor secara berkesinambungan, sehingga berdampak terhadap peningkatan devisa negara.

"Mengingat tantangan perdagangan global yang sangat kompleks, Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan daya saing perdagangan Indonesia dengan mendorong struktur ekspor tidak lagi di dominasi oleh barang mentah. Selain itu peningkatan akses pasar di negara mitra juga terus dilakukan, untuk mendukung pertumbuhan ekspor non migas," tutur Lutfi.


Hide Ads