Dengan harga yang terus terjaga, masyarakat tentu memiliki cara yang berbeda dalam menyalurkan keuntungannya. Mulai dari menyimpan di bank hingga sebagian ada yang menambah jumlah atau luas kebun sawitnya.
Dari hasil pengamatan di lapangan, salah satu cara yang paling diminati masyarakat adalah mengalihkan uangnya ke dalam bentuk perhiasan emas. Minat itu juga didorong oleh harga emas yang sedang mengalami penurunan.
Seorang pedagang emas di Pasar Glugur Rantauprapat, Hari mengatakan penjualannya terus meningkat sejak harga sawit mengalami kenaikan. Kenaikan drastis terjadi baru dalam sebulan terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak sawit naik, jumlah penjualan memang terus naik. Tapi nggak terasa, pelan dia naiknya. Baru sebulan terakhir ini lah yang terasa ramai," kata Hari.
Dalam sebulan terakhir, Hari mengaku omsetnya bisa mencapai Rp 30 juta/perhari. Dengan rasio 3:1, di mana 3 merupakan pembeli dan 1 konsumen yang menjual emasnya.
Pedagang lainnya Iqbal, juga menyampaikan hal senada. Dia mengatakan penjualan emas di tokonya mencapai 70 gram perhari, dengan rasio 7:1.
Di sektor otomotif, Sales Marketing PT Indako, (Dealer sepeda motor Honda) Khairil Hasibuan mengatakan kenaikan harga sawit belum mendorong peningkatan jumlah penjualan di tempatnya. Kondisi ini, menurutnya dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga sepeda motor.
"Masih tetap, masih 1.000-an perbulan. Mungkin karena harga sepeda motor juga naik bang," katanya.
Bank juga ketiban rejeki dari tingginya harga sawit. Apa yang terjadi? Cek di halaman selanjutnya.
Simak Video "Waduh, Swiss Bakal Gelar Referendum Tolak Sawit Asal Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]