Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan desain kini jadi salah satu aspek penting dalam memacu daya saing produk industri. Oleh karena itu, kata dia, para desainer produk industri harus berperan dalam menerjemahkan kebutuhan konsumen saat ini.
"Mengutip ungkapan dari Robert L. Peters, desainer ternama asal Kanada, design creates culture, culture shapes values, and values determine the future. Ungkapan tersebut merangkum gambaran tidak saja mengenai betapa pentingnya posisi desain bagi perkembangan suatu produk, tetapi juga pengaruhnya dalam kehidupan manusia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).
Dia menilai dalam realitasnya, contoh sederhana dari kebenaran ungkapan tersebut, dapat dilihat pada perkembangan komputer. Di awal kelahirannya, wujud komputer sangat besar dan tidak praktis. Tetapi seiring dengan kemajuan teknologi kini berubah menjadi dinamis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan penerapan desain produk yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan manusia, komputer kini menjadi sangat portable dalam bentuk laptop dan smartphone serta menjadi kebutuhan primer bahkan menjadi budaya yang sangat dominan," jelasnya pada acara Penganugerahaan Penghargaan Indonesia Good Design Selection (IGDS) 2021 di Jakarta, Selasa (16/11).
"Contoh konkret lain dapat dilihat pada industri furnitur atau home décor dan fesyen. Kita memiliki industri furnitur yang berbasis pada kearifan lokal yang sangat diminati di pasar global. Tetapi di sisi lain, produk-produk ala Scandinavian kini juga tengah menjamur di dalam negeri," imbuhnya.
Di industri fesyen, menurut Agus, Indonesia beruntung memiliki khasanah batik dan fesyen muslim yang semakin diakui dan diminati oleh dunia. Tetapi di sisi lain, di tengah masyarakat kita, khususnya di kalangan anak muda, produk-produk fesyen ala Korea kini tengah menjadi tren dan budaya.
"Di titik ini, ada semacam 'pertarungan', tidak semata pertarungan produk, tetapi juga pertarungan nilai dan budaya," imbuhnya.
Selain sebagai pembentuk budaya, lanjutnya, desain itu sendiri secara inheren membawa nilai yang ingin dikenalkan atau dipromosikan. Misalnya, setiap kali membeli suatu produk, pada dasarnya itu memberikan dukungan terhadap kelestarian nilai yang dikandung oleh produk itu sendiri.
Oleh karena itu, kata dia, para desainer yang menciptakan merek dan produk pada dasarnya bertanggung jawab atas pesan dan visual yang dilihat sehari-hari di sekitar masyarakat. Tanggung jawab itu adalah keseimbangan antara apa yang dicari oleh konsumen dan nilai apa yang mereka yakini dan suguhkan di masa depan.
Bangsa Indonesia, dengan ragam entitas budaya yang dimiliki, sangat kaya akan nilai. "Sebagai bagian dari identitas bangsa, nilai-nilai tersebut sepatutnya kita lestarikan dan bahkan kita promosikan agar dapat menembus ke tingkat dunia hingga menjadi budaya global," tutur Agus.
"Untuk itu, keragaman budaya di tanah air harus dapat dimaknai dan dilihat sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan karya-karya para desainer. Jika kita mampu melihat ragam kebudayaan sebagai sumber inspirasi, maka kita akan memiliki segudang ide-ide baru yang dapat dituangkan ke dalam berbagai bentuk karya," terangnya.
Pasar Desain Berkembang
Agus mengemukakan pasar desain produk industri semakin besar dan berkembang. Berdasarkan Global Industrial Design Market 2020 Research Report, nilai pasar global dari desain produk industri pada tahun 2019 tercatat mencapai US$ 45,38 miliar dan diproyeksikan akan tumbuh mencapai US$ 65,41 miliar pada akhir tahun 2026 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,3% selama kurun waktu 2021-2026.
"Peluang di sektor desain industri tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para desainer dalam negeri," ujarnya.
Dalam upaya merebut pasar yang sedemikian besar, menurut Agus, penguatan nilai dan karakter produk sangatlah penting. Dalam rangka itu, di samping menghadirkan nilai lokal dalam desain, penting bagi para desainer untuk mengikuti tuntutan global yang tengah berkembang.
"Dewasa ini muncul kesadaran bersama di dunia tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dalam rangka menjaga kualitas kehidupan manusia. Kesadaran kolektif ini telah mendorong komitmen bangsa-bangsa dunia untuk melakukan collective actions dalam rangka pembangunan tujuan berkelanjutan yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs)," paparnya.
Aspek keberlanjutan merupakan tuntutan global yang kini tengah menjadi tren dan sangat menentukan perkembangan desain produk di masa depan, dan bahkan menambah nilai ekonomi dari suatu produk. Konsep dan nilai-nilai universal yang menopang keberlanjutan seperti recyclability, durability, biodegradability, ecolability, dan circularity harus menjadi perhatian khususnya para desainer dan pelaku industri.
"Saya yakin kombinasi nilai lokal dan nilai keberlanjutan akan melahirkan desain produk industri yang tidak saja diterima dengan baik oleh dunia, tetapi juga memiliki pesona dan 'wow' effect yang dapat meningkatkan nilai tambah dalam setiap produk industri kita," pungkasnya.
(akd/ega)