Blesscon Kebut Target Pasok Bata Ringan buat Pembangunan Sejuta Rumah

Blesscon Kebut Target Pasok Bata Ringan buat Pembangunan Sejuta Rumah

Erika Dyah - detikFinance
Rabu, 24 Nov 2021 10:23 WIB
Blesscon
Foto: Blesscon
Jakarta -

PT Superior Prima Sukses, produk bata ringan Blesscon, siap mengejar target akhir tahun 2021 ini dalam memasok bata ringan untuk pembangunan sejuta rumah. Hal itu diungkapkan untuk menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Rakerda Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur 2021.

Sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, Bayu Trihaksoro itu menyebut pandemi COVID-19 yang melanda dunia hampir dua tahun lamanya telah mengubah tatanan hidup masyarakat, termasuk berdampak pada perekonomian yang carut marut.

Lemahnya perekonomian juga berpengaruh pada keengganan orang untuk berinvestasi dan menunda pembelian untuk dapat bertahan hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri properti ikut lesu karena habit masyarakat berubah saat pandemi. Mereka cenderung membeli yang dibutuhkan daripada yang diinginkan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/11/2021).

Khofifah menambahkan program sejuta rumah yag dicanangkan Presiden sejak tahun 2015 juga mengalami perlambatan di masa pandemi ini. Untuk itu, dalam Rakerda ini, Khofifah memaparkan sejumlah langkah pemerintah untuk mendorong roda ekonomi bergulir dari sektor properti.

ADVERTISEMENT

Ia berharap Rakerda kali ini menjadi pertemuan yang dapat merumuskan pokok pikiran dan alternatif solusi untuk disinergikan dengan pemerintah.

Lebih lanjut Khofifah menerangkan ada banyak stimulus yang telah diberikan, seperti program rumah subsidi FLPP dan juga PPN Ditanggung Pemerintah. Meski begitu, ia menilai masih banyak kendala teknis yang terjadi di lapangan.

Diketahui, saat ini backlog perumahan dan rumah tidak layak huni masih sekitar 11,4 juta. Dari situ backlog-nya mencapai 7,6 juta dan yang tidak layak huni sekitar 61,7%. Khofifah pun berharap pengembang juga memberikan ruang untuk pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mendorong investasi kelas menengah.

"Sejalan dengan itu, subsidi PPN ditanggung pemerintah diperpanjang hingga Desember 2021," ungkapnya.

Sementara itu, Marketing Director PT Superior Prima Sukses, Henrianto mengatakan hingga September 2021 capaian program sejuta rumah telah mencapai sebanyak 763 ribu unit. Sebagai produsen bata ringan Blesscon, pihaknya akan ikut mengejar target akhir tahun 2021 dengan kesiapan memasok bata ringan untuk pembangunan sejuta rumah.

"Secara nasional kami mampu memproduksi 2 juta m3 per tahun karena disokong plant baru kami di Sragen," jelas Henrianto.

Henrianto mengungkapkan bila tak ada gelombang ketiga, pihaknya memprediksi permintaan material untuk pembangunan rumah akan semakin naik. Untuk itu, Blesscon telah menyiapkan pembangunan 1 line lagi di plant 3 Sragen yang full beroperasi tahun depan sehingga total dapat memasok 2,7 juta m3 secara nasional.

Henrianto mengaku bahwa demand bata ringan sempat menurun di Q3 karena terjadi lonjakan kasus di bulan Juli-Agustus. Namun, penjualan yang cukup bagus di bulan Oktober 2021 membuatnya optimistis bahwa kebangkitan sektor properti masih on the track.

"Syaratnya semua harus berkomitmen untuk mencegah datangnya gelombang ketiga. Dan kami juga optimis karena adanya perpanjangan insentif, subsidi bunga dan program lainnya dari pemerintah yang mendorong daya beli," kata Henrianto.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum REI Totok Lusida mengatakan bila pengembang dan pemasok material bekerja sama, maka dapat menyambut permintaan pasar yang pulih. Hal ini menurutnya sesuai dengan tema Rakerda REI kali ini yaitu 'Sinergi Pemulihan Industri Properti di Masa Pandemi'.

Tak hanya bersinergi dengan pemasok material saja, lanjut Totok, utamanya REI ingin adanya sinergi dengan pemerintah dan bank berjalan beriringan. Ia pun menyoroti tentang UU Ciptaker, OSS yang belum memenuhi kebutuhan industri properti, hingga perubahan IMB menjadi PBG yang pelaksanaannya belum siap di daerah.

Di sisi lain, terkait sinergi dengan pihak bank, Totok meminta agar restrukturisasi hingga Maret 2023 tidak mempengaruhi kolektabilitas developer maupun end user.

"Istilah Jawa Timurnya itu, kita harus pemulihan bersama. Kalau mau hidup ya hidup bersama, kalau mati ya ini jadinya bisa mati bersama," pungkasnya.




(ncm/ega)

Hide Ads