Jakarta -
PT Barata Indonesia (Persero) ikut masuk dalam daftar BUMN yang memiliki utang segunung. Utang dari BUMN industri berat itu tercatat mencapai Rp 3,47 triliun.
Informasi itu terungkap saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo pada Selasa (14/12/2021).
Dalam bahan paparan tertera bahwa utang tersebut merupakan posisi setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Sementara posisi utang sebelum PKPU mencapai Rp 4,09 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengurangan utang itu akibat penghapusan tagihan dan penyesuaian bunga atau denda. Untuk ekuitas Barata sebelum PKPU tercatat minus Rp 110 miliar, setelah PKPU, ekuitas perusahaan menjadi positif Rp 510 miliar.
Barata pun menambah deretan BUMN yang memiliki permasalahan utang segunung, misalnya Angkasa Pura I. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kondisi keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam tekanan berat salah satunya dari bandara baru yang dibangun.
"Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali, kondisi keuangan mereka ini sekarang utangnya mencapai Rp 35 triliun. Dan kalau kita rate, loss nya bulanan mereka Rp200 miliar itu mereka setelah pandemi utangnya bisa Rp 38 triliun," kata Tiko, sapaan akrabnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/12/2021) lalu.
"Ini kami sedang terus lakukan rasionalisasi-rasionalisasi supaya bisa efisiensi dan memang beban mereka berat sekali karena bandara baru. Ini sebagai komparasi Bandara Kualanamu ini profitable dan udah cukup berumur dan seperti Yogyakarta ini beban berat sekali," sambungnya.
Lalu ada Garuda Indonesia. Kartika sempat mengungkapkan utang Garuda Indonesia totalnya mencapai US$ 9,75 miliar atau setara Rp 138,45 triliun (kurs Rp 14.200). Sementara aset perusahaan saat ini hanya US$ 6,92 miliar. Jauh lebih rendah dibandingkan total kewajibannya itu.
"Utang (Garuda) itu yang tercatat US$ 7 miliar plus utang daripada lessor yang tidak terbayar US$ 2 miliar lagi. Jadi totalnya US$ 9 miliar," ucapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021) lalu.
Daftar BUMN lain yang punya utang di halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Jokowi Apresiasi Gagasan Erick Thohir Buat Merah Putih Fund
[Gambas:Video 20detik]
Selain itu ada Krakatau Steel yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir perusahaan memiliki utang US$ 2 miliar atau berdasarkan perhitungan perusahaan sebesar Rp 31 triliun. Utang ini salah satunya dipicu oleh investasi US$ 850 juta untuk proyek blast furnace yang mangkrak.
"Ini kan hal-hal yang tidak bagus, pasti ada indikasi korupsi, dan kita akan kejar siapapun yang merugikan, karena ini kembali bukannya kita ingin menyalahkan, tetapi penegakan hukum kepada bisnis proses yang salah harus kita perbaiki," kata Erick dalam acara Talkshow Bangkit Bareng, Selasa (28/9/2021).
Erik juga mengungkapkan PTPN memiliki utang Rp 43 triliun. Utang tersebut merupakan penyakit lama dan terdapat korupsi terselubung.
"Contoh yang kita lakukan di PTPN di situ ada warnanya kuning, merah, hijau step-nya istilahnya. Di mana step-step yang harus dilakukan ketika PTPN punya Rp 43 triliun dan ini merupakan penyakit lama yang kita sudah tahu dan ini suatu korupsi yang terselubung, yang memang harus dibuka dan dituntut yang melakukan," katanya dalam rapat Komisi VI, Rabu (22/9/2021) lalu.
PT PLN (Persero) juga punya utang yang sangat besar. Dalam wawancara Blak-blakan dengan detikcom, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan saat ini utang PLN sebesar Rp 439 triliun. Utang itu sudah berkurang dari sebelumnya Rp 450 triliun. Darmawan menargetkan tahun depan bisa memangkas utang sekitar Rp 22 triliun.
"Tahun depan rencana kita akan mengurangi utang kita sebesar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 22 triliun. Tahun depannya juga kita akan mengurangi kan kita juga dengan jumlah yang hampir mirip," katanya dalam dalam acara Blak-blakan detikcom, Senin (13/12/2021).
Dalam mencapai target itu, Darmawan berkaca pada apa yang sudah dilakukan oleh timnya saat dipimpin oleh Dirut sebelumnya yaitu Zulkifli Zaini. Dijelaskan selama 2 tahun kemarin Zulkifli berhasil memangkas utang PLN sekitar Rp 20 triliun.
Selain itu ada Waskita Karya. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan mengungkap beban utang perusahaan mencapai Rp 54 triliun. BUMN konstruksi tersebut berupaya mengurangi beban tersebut dengan melepas ruas tol secara bertahap sejalan dengan penyelesaian pembangunan tol.
"Beban tol Waskita untuk investasi ini kurang lebih Rp 50an triliun, Rp 53-54 triliun ini yang harus kami selesaikan," jelasnya dalam webinar, Kamis (8/4/2021) lalu.