Pemerintah terus mendorong program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), sebagai upaya meningkatkan utilisasi industri nasional.
Hal itu untuk memenuhi target Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar belanja pemerintah sebesar Rp 400 triliun dibelanjakan melalui produk lokal.
"Jadi Bapak Presiden sudah memberikan arahan dan perintah kepada kita semua pada Menteri untuk bisa memastikan bahwa tahun 2022 ini Rp 400 triliun belanja Pemerintah itu bisa melalui produk- produk dalam negeri yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi cukup signifikan sekitar 1,7 persen," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, dikutip Kamis (24/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya menggenjot produk dalam negeri, pemerintah mengadakan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua Bali. Acara itu berlangsung pada 22 hingga 25 Maret 2022.
Agus mengatakan acara itu menjadi bukti nyata bahwa pemerintah terus mengoptimalkan upaya untuk mendorong kesuksesan produk dalam negeri. Apa lagi produknya berasal dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai tindak lanjut aksi afirmasi pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri.
"Ini sebenarnya ide dari Kemenperin (Kementerian Perindustrian) dalam upaya kita untuk mendorong penggunaan produksi dalam negeri di kementerian dan lembaga, BUMN maupun pemerintah daerah," kata Agus.
Diakuinya, ada beberapa penyebab belum optimalnya pemanfaatan produk dalam negeri. "Pertama, ada kemungkinan memang yang memiliki proyek tidak mempunyai political will untuk hal itu," ujar Agus.
Kedua, pemilik program dan kegiatan tidak mengetahui bahwa barang-barang di wilayah kerjanya sudah bisa diproduksi di dalam negeri.
Untuk itulah Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 menjadi kesempatan mendorong seluruh Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Daerah (Pemda) mengetahui dan memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri.
"Kita berharap bahwa dengan Business Matching ini secara cepat bisa mengubah itu semua, dan memunculkan komitmen dari seluruh K/L, khususnya untuk 10 K/L yang anggaranya terbesar, BUMN dan Pemda," kata Agus.
Dalam perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), jelas Agus, setiap Rp 400 triliun belanja pemerintah itu memberikan dampak positif 1,7 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh 3,6% pada 2021. Khusus untuk kuartal IV, pertumbuhan mencapai 5,02% atau lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
"Kalau kita tambahkan dengan Rp400 triliun belanja pemerintah, itu jadi 3,6 ditambah 1,7 persen," terang Agus.
Dengan potensi belanja K/L, BUMN dan Pemda ada sekitar Rp 1000 triliun. Agus optimis, target belanja Pemerintah sebesar Rp400 triliun akan tercapai pada 2022.
"Jadi kami optimis dengan angka Rp400 triliun yang sudah diperintahkan oleh Bapak Presiden bisa kita capai tahun ini melalui belanja produk- produk dalam negeri," tegas Agus.
Sebagai informasi, keterangan Agus disampaikan saat kegiatan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 di Nusa Dua Bali, Rabu (23/3).
Kegiatan dengan tema "Business Matching Pengadaan Produk Dalam Negeri dan UMKM 2022β³ menghadirkan sekitar 1.000 peserta yang berasal dari perwakilan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan industri serta para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pembelian dan penggunaan produk dalam negeri oleh instansi pemerintah. Sementara itu, pelaku industri dalam negeri atau UMKM, IKM, dan Artisan akan mendapatkan jaminan pasar sehingga dapat mempersiapkan produksinya untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar pemerintah.
(zlf/zlf)