Tercatat baja masuk ke Indonesia atau diimpor sepanjang 2021 sebanyak 5,8 juta ton. Artinya, terjadi kenaikan impor baja dari 2020 ke 2021 sebanyak 22%.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (Persero) Silmy Karim. Ia menjelaskan baja yang masuk ke Indonesia itu dibagi menjadi dua jenis, yakni flat product dan long product.
Komposisi flat product terdiri dari HR Coil yang naik 14%, Plate turun 32%, Cold Rolled Coil/Sheet naik 73%, dan Coated Sheet naik 11%. Sedangkan untuk long product yaitu Wire Road turun 7%, Bar naik 39%, dan Section turun 19%. Jika ditotalkan total impor baja naik 22%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Volume impor baja tahun 2021 mencapai sebesar 5,8 juta ton, mengalami kenaikan sebesar 22% dibandingkan dengan tahun 2020 sebesar 4,76 juta ton," kata Silmy¸ dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI terkait Pembahasan Mengenai Industri Baja Nasional yang dipantau secara virtual, Senin (11/4/2022).
Lebih rinci, dari 5,80 juta ton impor baja, Silmy mengungkapkan sebanyak 3,6 juta ton atau 62 persen merupakan baja karbon. Sementara 2,2 juta ton merupakan porsi baja paduan 38 persen.
"Volume tersebut masih sangat besar melebihi kebutuhan baja paduan untuk industri dalam negeri yang hanya sekitar 10 persen," ujarnya.
Lebih lanjut, dari segi konsumsi dalam negeri, Silmy mempaikan mencapai 15,5 juta ton di 2021, lebih banyak dibanding 2020 yang ketika itu mencapai 15,1 juta ton.
"Konsumsi baja nasional pada 2021 sebesar 15,5 juta ton, angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 2,5 persen dari tahun sebelumnya," ungkapnya.