VW, BASF, dan Britishvolt Masuk Industri Kendaraan Listrik RI

VW, BASF, dan Britishvolt Masuk Industri Kendaraan Listrik RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 27 Apr 2022 16:18 WIB
PT PLN berkolaborasi dengan PT Grab Indonesia. Mereka mengembangkan infrastruktur stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
Foto: Rangga Rahadiansyah: Ilustrasi mobil listrik
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan ada 3 tambahan perusahaan internasional yang masuk ke dalam ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Mulai dari BASF dan Volkswagen (VW) asal Jerman, serta Britishvolt dari Inggris.

Tiga perusahaan ini menyusul sederet perusahaan lainnya yang melakukan investasi ke ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya saja LG dan CATL yang akan membuat baterai dan kendaraan listrik.

"Terakhir kemarin saya negosiasi sama BASF dan VW. Itu sudah positif masuk. Jadi yang masuk itu ada LG, CATL, BASF, VW, dan Britishvolt dari Inggris," ungkap Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil berharap dengan semakin banyaknya perusahaan Eropa yang masuk ke Indonesia, pabrikan motor listrik asal Amerika Serikat, Tesla, juga ikut masuk ke Indonesia.

Apalagi, bos Tesla baru saja melakukan pertemuan langsung dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa pengusaha Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kalau Tesla nggak masuk masak Amerika akan di-supply sama Eropa dan Inggris? Secara geo=ekonomi ini akan menarik untuk dikembangkan sama mereka," kata Bahlil.

Bahlil mengatakan Indonesia saat ini sedang membentuk ekosistem besar kendaraan dan baterai listrik. Menurutnya ada keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia untuk membentuk industri yang satu ini.

Selain itu komponen untuk membuat baterai kendaraan listrik mayoritas berada di Indonesia. Misalnya saja, mangan, cobalt, hingga nikel. Bahkan, khusus untuk nikel, cadangan sumber dayanya paling banyak ada di Indonesia, sekitar 25% cadangan dunia.

"Kalau kita bangun ekosistem baterai mobil, saya katakan, sangat lah rugi kalau para investor tak menanamkan modalnya di Indonesia," kata Bahlil.

(hal/hns)

Hide Ads