PT Len Industri (Persero) mungkin kurang populer jika dibanding BUMN lain. Namun, BUMN ini rupanya punya peran yang besar di industri pertahanan hingga transportasi.
Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin mengakui ketidakpopuler Len Industri tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi karena Len tidak menghasilkan barang jadi yang dikonsumsi masyarakat.
"Kenapa Len ini tidak terkenal karena kita tidak di consumer market," katanya kepada detikcom seperti ditulis, Senin (4/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai BUMN, Len Industri punya usia yang cukup tua. Perusahaan pelat merah ini lahir pada 1965 dan fokus pada peralatan elektronik.
Bobby mengatakan, Len Industri memiliki empat portofolio bisnis. Sebutnya, pertama, elektronika pertahanan. Elektronika pertahanan ini mencakup di dalamnya pembuatan 'otak' dari kapal perang.
"Nah di mana Len di dalam satu kapal perang ini, Len itu ada di komunikasi, ada di navigasi, ada sistem penginderaanya atau surveillance systemnya, bisa sonar, bisa radar dan ada di mission system. Jadi semua yang berbau komputasi dan semua berbau elektronikanya di situ Len," terangnya.
Kedua, Len Industri juga fokus di sistem transportasi. Salah satu unggulannya ialah persinyalan dan traffic management control kereta.
"Ini yang LRT ini kita yang bikin sistemnya. Kemudian yang intercity railways system yang antar kota itu juga kita yang bikin. APMS yang kereta bandara itu kita yang bikin sistemnya. LRT di Palembang itu kita yang bikin sistemnya," ujarnya.
Ketiga, Len Industri mengembangkan sistem navigasi dan pengawasan (surveillance). Ia menyebut, Len telah memiliki 9 produk yang dikerjasamakan dengan BMKG.
"Nah, yang keempat produk kami renewable energy. Produk kami itu berkaitan dengan surya lah. Apapun mengenai surya di situ ada solar panel, ada solar thermal dan macem-macem sebagainya," ujarnya.
(acd/eds)