Holding BUMN industri pertahanan yang dipimpin oleh PT Len Industri (Persero) mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun pada tahun depan. Suntikan modal negara ini di antaranya untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga bisa memenuhi kontrak.
Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin menjelaskan, target kontrak holding tahun ini sebesar Rp 35 triliun telah tercapai. Dia mengatakan, untuk memenuhi target tersebut maka penguasaan teknologi perlu dilakukan.
"Nah tadi kan kami menerima Rp 35 triliun lebih. Untuk memenuhi ini, kami harus meningkatkan apa, satu, meningkatkan penguasaan teknologinya sehingga kami bisa produksi," katanya kepada detikcom seperti ditulis Senin (4/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma itu, kapasitas produksi juga perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, PT Pindad telah mengantongi kontrak untuk 4,5 miliar peluru. Padahal, kapasitas Pindad hanya 300 juta peluru setahun.
Padahal, untuk memenuhi sampai 2024 setidaknya kapasitasnya mesti 1 miliar per tahun.
"Kedua adalah meningkatkan kapasitas produksinya seperti saya gambarkan tadi Pindad. Pindad itu dapat 4,5 miliar butir peluru, kapasitasnya sekarang cuma 300 juta setahun. Kalau 4,5 miliar butir peluru kan artinya 1 miliar per tahun sampai 2024," ujarnya.
"Bagaimana ini dengan 700 (juta)-nya apakah kita impor, masa impor lagi. Maka kita perlu meningkatkan kapasitas produksinya," katanya.
Dia menambahkan, PMN ini diperlukan untuk menjamin keberlanjutan peralatan-peralatan holding industri pertahanan.
"Nah yang ketiga adalah bagaimana peralatan-peralatan kita jamin sustainabillity operation-nya ke depan. 1-2-3 ini butuh investasi. Butuh investasi itulah yang kami ajukan dengan PMN bukan untuk bayar utang," katanya.
(acd/eds)