Jembatan Longyue di Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah sudah selesai dibangun dan bisa dilalui kendaraan. Pembangunan jembatan yang melintasi aliran Sungai Laa itu didukung oleh Kawasan Industri Virtue Dragon, investor kawasan industri/industri smelter dari China.
Mengutip Chinanews, penyelesaian pembangunan jembatan pada Sabtu (10/9) bertepatan dengan hari perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur yang merupakan festival tradisional Tiongkok. Festival tersebut dimaknai sebagai momen berkumpul bersama keluarga. Dengan semangat inilah Kawasan Industri Virtue Dragon dan pihak-pihak lain yang terlibat dapat mewujudkan pembangunan jembatan lintas sungai ini.
Dalam upacara peresmian jembatan, hadir sejumlah pejabat beserta masyarakat sekitar. Salah satu penduduk desa setempat bernama Salim mengungkapkan ia sangat gembira dengan adanya jembatan lintas sungai ini. Sebab, keberadaan jembatan tersebut dapat mengurangi waktu tempuh pulang ke rumah bertemu keluarganya. Dengan begitu, ia memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Oleh sebab itu, penduduk desa setempat memaknai keberadaan jembatan ini sebagai sebuah 'Jembatan Berkumpul'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebelum jembatan tersebut selesai dibangun, masyarakat sekitar seperti Salim menghabiskan waktu satu hingga dua jam setiap harinya untuk pergi bekerja dan ke sekolah karena harus memutar dan kemudian menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu feri. Tidak hanya memakan waktu lama karena jarak tempuh yang jauh, ada pula potensi membahayakan keselamatan saat cuaca sedang tidak bersahabat.
Kawasan Industri Virtue Dragon menyadari situasi itu dan memutuskan untuk mewujudkan pembangunan jembatan secara intensif dengan mengeluarkan dana sebesar 15 juta yuan (sekitar Rp 32,09 miliar). Berkat dukungan dari banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, pembangunan Jembatan Longyue rampung dalam waktu empat bulan tanpa adanya pungutan biaya apa pun dari masyarakat sekitar. Sejak adanya jembatan ini, perjalanan Salim menuju tempat kerja hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit.
Sebagai proyek kunci The Belt and Road Initiative (BRI) yang dibangun bersama antara China dan Indonesia dan juga termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) di Indonesia, mulai dari tahun 2014, Kawasan Industri Virtue Dragon telah menyelesaikan tiga proyek yang berlokasi di Kabupaten Konawe (Provinsi Sulawesi Tenggara) dan Kabupaten Morowali Utara (Provinsi Sulawesi Tengah).
Proyek pertama adalah proyek pembangunan pabrik peleburan feronikel dengan kapasitas produksi tahunan 600 ribu ton, yang merupakan kolaborasi investasi antara Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd. dan China First Heavy Group dengan nilai total sekitar 6 miliar yuan (sekitar Rp 12,83 triliun). Proyek kedua adalah proyek pabrik terintegrasi peleburan feronikel dan baja tahan karat dengan kapasitas produksi tahunan 2,5 juta ton, yang merupakan hasil kerja sama dengan Xiamen Xiangyu Group dengan nilai investasi sebesar 18 miliar yuan (sekitar Rp 38,5 triliun). Kedua proyek tersebut telah beroperasi secara komersial masing-masing pada tahun 2017 dan 2020.
Selanjutnya, proyek ketiga adalah proyek pabrik peleburan feronikel dengan rencana kapasitas produksi tahunan sebesar 1,8 juta ton, yang sepenuhnya diinvestasikan oleh Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd dengan nilai investasi sebesar 11 miliar yuan (sekitar Rp 23,53 triliun). Saat ini, sebanyak 55 lini produksi feronikel telah beroperasi pada proyek tahap pertama, kedua, dan ketiga.
![]() |
Pada Desember tahun lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengunjungi sekaligus meresmikan salah satu pabrik di Kawasan Industri Virtue Dragon. Ia mengapresiasi kontribusi yang diberikan perusahaan penanaman modal asing asal China tersebut, karena telah menciptakan lebih dari 30 ribu lapangan kerja, dan pada saat bersamaan memberikan lebih banyak peluang usaha bagi usaha mikro kecil dan menengah. Keberadaan industri ini berperan penting dalam mendukung program hilirisasi industri pemerintah, serta mendukung dan mengembangkan perekonomian negara, baik secara mikro maupun makro.
Selama beberapa tahun terakhir, Kawasan Industri Virtue Dragon secara aktif melaksanakan tanggung jawab sosialnya (CSR). Beberapa di antaranya adalah membangun lebih dari 15 km jalan semen dan 20 jembatan untuk desa-desa dan kota di sekitar Kawasan Industri.
Melalui Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan, kawasan industri itu berkontribusi memberikan sumbangan untuk bencana banjir di Kendari, bencana gempa di Palu, dan bencana pandemi COVID-19, dengan total nilai sumbangan mencapai lebih dari 30 juta yuan (sekitar Rp 64,18 miliar). Kawasan Industri Virtue Dragon juga bekerja sama dengan universitas negeri setempat untuk mendirikan Politeknik Tridaya Virtu Morosi dalam rangka berkontribusi di dunia pendidikan yang dapat mendidik dan mencetak putra-putri daerah menjadi tenaga profesional yang terampil. (Content Promotion/Virtue Dragon)
(Content Promotion/Virtue Dragon)