Meskipun begitu, CN 235 masih diproduksi oleh PTDI di Indonesia. Bahkan, menurut Najib, masih banyak sekali negara yang berminat pada pesawat tersebut. Mulai dari Filipina, Thailand, dan beberapa negara Asia Tenggara Lainnya. Uni Emirat Arab dan beberapa negara Afrika berminat mendatangkan pesawat CN 235.
Kunjungan Najib dilakukan untuk melihat produksi pesawat di pabrik Sevilla. Dia bilang Indonesia juga memesan beberapa jenis pesawat Airbuss untuk keperluan militer dari pabrik tersebut.
"Indonesia juga memesan beberapa jenis pesawat Airbuss untuk keperluan militer dan sekarang sedang diproduksi. Karena itu saya melihat kondisi di lapangannya kemudain berkolaborasi," ungkap Najib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan buat PTDI
Najib menitip pesan agar PTDI tetap mengembangkan produk pesawatnya. Hal itu bisa dilakukan dengan berkolaborasi dan memproduksi desain baru sesuai keperluan dalam negeri. Untuk pasar internasional, menurutnya PTDI bisa mengincar ceruk pasar kebutuhan pesawat di negara-negara berkembang.
"Artinya masih ada ruang dan pasar spesifik tertentu yang bsia diraih di luar pemain besar seperti Airbuss dan Boeing," sebut Najib.
Dia juga mengatakan semua pihak harus kembali mengembangkan teknologi. Penguasaan teknologi adalah bagian tak terhindarkan dari kompetisi global saat ini dan seterusnya.
"Penguasaan teknologi tak hanya tingkatkan kemampuan sumber daya manusia tapi juga kompetisi di dalam masalah ekonomi. Karena penguasaan teknologi mampu menimbulkan daya kemampuan saing ekonomi dan tingkatkan kesejahteraan," ungkap Najib.
Lebih dari itu, teknologi mampu meningkatkan kemampuan militer dan berimplikasi dengan kemampuan atau negosiasi politik.
(hal/hns)